Jembatan Gantung di Desa Sengkuang Merabong Manis Mata Ambruk, Ekonomi Warga Lumpuh

Editor: Agustiandi author photo

Jembatan di Desa Sungkuang Merabong Kecamatan Manis Mata ambruk sejak Oktober 2022 lalu. (Ist)
Manis Mata (Suara Ketapang) - Jembatan gantung di Desa Sungkuang Merabong Kecamatan Manis Mata Kabupaten Ketapang ambruk akibat diterjang banjir bandang beberapa bulan yang lalu. Hingga kini kondisinya masih belom juga diperbaiki. Ambruknya jembatan berimbas pada akses transportasi warga. 

Pemuda setempat Dicky (23) mengaku, jembatan yang tidak dapat lagi difungsikan lagi itupun dikeluhkan warga. Menurutnya, kondisi ini membuat perputaran ekonomi masyarakat lumpuh.

"Tak hanya ekonomi, ratusan pelajar baik SMP maupun SMK yang biasa melintasi badan jembatan tersebut kini terhalang," ungkap Dicky, Rabu (1/2/2023).

Dicky mengatakan, untuk tetap bersekolah para pelajar terpaksa menginap di tempat keluarga, ada juga yang memilih ngekost demi keberlangsungan pendidikan mereka.

"Jembatan ini bukan hanya jadi akses utama warga desa Sengkuang Merabong, namun juga warga desa lain, bahkan sebagian warga Kalimantan Tengah yang mencari nafkah berjualan di daerah ini. Jembatan ini boleh dikatakan menjadi jantung masyarakat untuk bertahan hidup," paparnya.

Dicky mengatakan, warga berharap ada perhatian dari pemerintah, baik kabupaten maupun provinsi Kalimantan Barat. Paling tidak Jembatan tersebut dapat difungsikan kembali. 

"Saya berharap kepada pemerintah baik dinas-dinas terkait, Pemerintah Kabupaten Ketapang maupun Pemprov, bahkan kalau bisa Komisi V DPR RI turut serta melihat keprihatinan masyakat kami, karena jembatan ini merupakan jantung bagi masyarakat," ucapnya.

Jembatan gantung di Desa Sungkuang Merabong ambruk akibat banjir bandang Oktober 2022, hingga kondisinya masih belum diperbaiki. (Ist).
Sementara itu, Kades Sengkuang Merabong Pensensius Misih membenarkan kalau jembatan tersebut kini masih dalam kondisi ambruk. 

Ia mengatakan, jembatan itu ambruk sejak Oktober 2022 lalu. Tak hanya berdampak bagi desa setempat, namun ada enam sampai tujuh desa lain juga terkena imbasnya.

"Untuk sekarang terpaksa warga mengunakan perahu sampan berdayung dan ada jalan lain (alternatif) yang bisa dilewati namun itu lebih jauh," ujarnya.

Pihaknya pun mengaku sudah melaporkan ke pemerintah Kabupaten Ketapang namun belum ada perbaikan hingga sekarang.

"Sudah sudah kita laporkan ke BPBD Kabupaten Ketapang, Pemerintah Kabupaten juga sudah, namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya," ucapnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini