Gubuk Miting di Jelai Hulu Dibakar Orang Tak Dikenal

Editor: Agustiandi author photo

Sejumlah orang membongkar miting di ruas Jalan Tanjung - Kekura, Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang, Rabu (1/3/2023). (Ist)
Jelai Hulu (Suara Ketapang) - Sejumlah gubuk atau tenda penunggu miting di sepanjang Jalan Tanjung - Kekura, Kecamatan Jelai Hulu Kabupaten Ketapang ludes dibakar orang yang tak dikenal. Kuat dugaan pembakaran dilakukan pada Selasa (28/2/2023) malam.

Mengetahui gubuk meraka telah hangus terbakar, pada Rabu (1/3) pagi, sejumlah penunggu miting pun berang. Mereka kemudian membongkar perbaikan sejumlah titik jalan yang sebelumnya mereka perbaiki di jalan penghubung Kecamatan Tumbang Titi dan Kecamatan Jelai Hulu tersebut.

Sejumlah kendaraan roda empat yang melintas di jalan provinsi Kalimantan Barat itu pun terkena imbasnya. Jalan yang sebelumnya dapat dilalui, kini kembali berlumpur lantaran kayu yang dijadikan bantalan jalan telah dibongkar habis.

Dari foto dan video yang didapat Suara Ketapang, tampak sejumlah kendaraan mulai mengantre. Bahkan ada yang terjebak di kubangan lumpur. Kejadian itupun diabadikan oleh salah seorang sopir. 

"Mobil kami yang membawa cerucuk untuk pembangunan gereja pun sudah amblas juga, tolonglah, ini jalan akses hanya satu ini, kita melewati ini setiap waktu, setiap hari, ini udah siang, kami dari pagi tidak bisa lewat ini," ujar pembuat video.

Adanya peristiwa itu turut  dibenarkan Kepala Desa Deranuk Kecamatan Jelai Hulu Apiong. Dia menduga para pembuat miting sakit hati dengan ulah oknum yang melakukan pembakaran terhadap gubuk tersebut. 

"Merasa sakit hati atau bagaimana (karena gubuk meraka dibakar). Miting mereka tu dibongkar habis, antara Tanjung sampai ke Kekura, Tumbang Titi itu," ucapnya.

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Jelai Hulu IPDA Ruswanto turut membenarkan kejadian tersebut. "Iya betul," ujarnya.

Ruswanto mengatakan, pihaknya telah sering mengingatkan bahkan menertibkan para penunggu miting agar tidak memasang tarif semau mereka.

"Tapi sebenarnya miting mengganggu juga, sudah sering ditertibkan dan diingatkan kalau minta seikhlasnya, kadang mereka pasang tarif semaunya," papar Ruswanto.

Sejumlah warga duduk di lantai gubuk/tenda miting, Selasa (1/3/2023). Terlihat atap dari tenda yang mereka duduki tersebut  hilang setalah dilalap api. (Ist)
Menurut Ruswanto, para penunggu miting itu biasanya 24 jam berada di lokasi guna memungut uang tunai kepada setiap kendaraan yang melintas.

"Mungkin mereka tau akan diperbaiki jalan sehingga mereka bongkar sendiri, untuk dibakar sulit ini bang, biasanya mereka 24 jam di miting," katanya.

IPDA Ruswanto menambahkan, meski mengalami kesulitan, jalan di lokasi tersebut masih dapat dilalui kendaraan. 

Untuk diketahui, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) bakal melakukan pembangunan jalan Tumbang Titi-Tanjung pada 2023 ini. Bahkan Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji pada 2 Februari lalu telah mengumumkan proses tender proyek tersebut telah selesai. Nilai kontraknya Rp 28,9 miliar. 

Catatan Redaksi: Miting adalah sejumlah titik jalan dengan kondisi rusak parah sehingga sulit dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Warga kemudian memperbaiki jalan tersebut dengan swadaya. Lazimnya mereka menggunakan material kayu yang disusun agar jalan tersebut dapat kembali dilintasi. Mereka pun membangun semacam gubuk atau tenda sebagai tempat menunggu setiap kendaraan yang melintas untuk kemudian meminta uang tunai kepada setiap kendaraan yang melintas di jalan tersebut. 

Share:
Komentar

Berita Terkini