Matangkan persiapan Napak Tilas, Bupati Ketapang Martin Rantan mengumpulkan tenaga kontrak yang tergabung dalam susunan kepanitiaan, di Pendopo Bupati, Kamis (7/9/2023). (Ist). |
Martin Rantan mengatakan, pertemuan kali ini digelar guna mematangkan persiapan gawai besar daerah "Napak Tilas" yang akan dilaksanakan pada 23 hingga 28 Oktober 2023 mendatang.
Martin menjelaskan, Napak Tilas adalah kilas balik atau telusur jejak para pejuang kemerdekaan lokal (yang berasal dari Ketapang Kalbar).
"Napak Tilas juga merupakan upaya yang dilakukan oleh Pemkab Ketapang dalam mengajak masyarakat untuk mengenang jasa-jasa para pahlawan daerah dalam upaya membebaskan rakyat Ketapang dari tirani kolonial, yang diakselerasikan dengan pembangunan dan sebagai ajang promosi kebudayaan daerah Ketapang," jelasnya.
Martin menyampaikan, tak hanya tentang budaya dan sejarah, Napak Tilas juga dipadukan dengan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan tugu juang di Tumbang Titi, perbaikan Jalan Pelang-Batu Tajam, hingga hibah untuk rumah ibadah.
"Terkait dengan promosi budaya, Napak Tilas juga akan menampilkan 3 ribu penari kolosal yang akan didaftarkan pada rekor MURI," ucapnya.
Pemkab Ketapang, lanjut Martin, bakal menghadirkan Menteri Perekonomian dan Industri Kreatif Sandiaga Uno serta Ulama Besar Indonesia Habib Luthfi.
Lebih jauh, Bupati mengatakan pada tahun 1914 yang lalu, terjadi perang dengan penjajah di Kedang yang dipimpin oleh Uti Usman/ Uti Unggal bersama Panglima Tentemak dan Kanduruhan Bajir. Pada peristiwa itu, ketiga orang tersebut gugur sebagai kesuma bangsa. Untuk itu, kata Bupati kami mengusulkan agar ketiga orang tersebut dinyatakan sebagai pahlawan perintis kemerdekaan.
"Ketiga orang tersebut telah kita usulkan sebagai pahlawan perintis kemerdekaan," katanya.
Bupati juga mengatakan, bahwa gagasannya berupa napak tilas dan akselerasi pembangunan dan kebudayaan tersebut sebagai upaya kita dalam mengisi kemerdekaan. Dirinya ingin memberikan peninggalan yang baik untuk masyarakat Ketapang selama ia menjabat.
Salah satu cara agar masyarakat selalu ingat dengan legasinya terkait dengan Napak Tilas tersebut, bupati mengganti nama panggung budaya yang berlokasi di samping Pendopo Bupati menjadi Balai Kedang.
Menurut Martin, Napak Tilas juga meningkatkan literasi dan menambah wawasan. Dengan Napak tilas orang akan menjadi tahu, bahwa kita juga memiliki sosok-sosok pahlawan kemerdekaan yang sangat membanggakan.
"Selama ini banyak yang bertanya-tanya tentang tentang siapa panglima Tentemak itu? Kini, dengan napak tilas orang menjadi tahu," pungkasnya. (**/Ndi)