![]() |
Warga Kecamatan Marau membentangkan sepanduk protes ke PLN Air Upas karena sering terjadi pemadaman bergilir, Jumat (3/10/2025). (ist) |
Aksi damai tersebut berlangsung sebagai bentuk protes terhadap kinerja PLN Air Upas yang dinilai tidak maksimal dalam mengatasi defisit daya listrik yang berdampak pada masyarakat. Warga juga mendesak agar PLN segera mengevaluasi kinerja vendor PLTD Air Upas.
Koordinator aksi, Heriyadi Wibowo, menyampaikan bahwa pihaknya telah berulang kali mengingatkan PLN dan pihak vendor sejak tahun lalu mengenai potensi defisit daya. Namun, hingga kini belum ada langkah konkret yang diambil.
“Kami menuntut langkah nyata dari PLN untuk segera menormalkan kembali pasokan listrik. Entah dengan relokasi unit pembangkit atau percepatan perawatan mesin yang seharusnya bisa diselesaikan dalam dua hingga tiga minggu,” ujarnya.
Heriyadi juga menegaskan, apabila hingga 15 Oktober belum ada hasil nyata, warga berencana menggelar aksi lanjutan dengan jumlah massa yang lebih besar. Mereka bahkan berencana melanjutkan aspirasi ke tingkat kabupaten untuk audiensi dengan pihak terkait.
Manajer PLN ULP Tumbang Titi, Elang Perkasa Mintarum, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Marau atas ketidaknyamanan yang terjadi.
Ia mengakui bahwa PLTD Air Upas saat ini mengalami defisit sekitar 400 kilowatt, sehingga menyebabkan pemadaman bergilir di beberapa wilayah.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Saat ini kami tengah melakukan evaluasi dan perbaikan mesin yang membutuhkan perawatan," ujarnya.
Elang menjelaskan pihaknya kini memiliki dua opsi untuk memperbaiki kendala yang ada, yakni memperbaiki unit pembangkit yang rusak dan meningkatkan jaringan antara Jelai dan Marau untuk mengevakuasi beban sekitar 1,2 megawatt.
Elang menjelaskan, langkah peningkatan jaringan (grade jaringan) tersebut diharapkan dapat memperkuat sistem dan menekan potensi defisit daya di PLTD Air Upas. Selain itu, PLN juga menyiapkan opsi interkoneksi antara jaringan Tumbang Titi dan Air Upas guna mengambil daya tambahan sekitar 1,2 megawatt, lebih besar dari defisit yang saat ini terjadi. (Ndi)