![]() |
| Banjir rob merendam Jalan Pawan Satu, membuat banyak kendaraan mogok. Petugas BPBD turun tangan membantu warga, Senin (8/12/2025). (Foto : BPBD Ketapang) |
Ketinggian air bervariasi antara 30 sentimeter hingga satu meter, menyebabkan arus lalu lintas tersendat dan banyak kendaraan mogok.
Dian (32) warga Kecamatan Delta Pawan, mengaku aktivitasnya terganggu karena air mencapai lutut orang dewasa. Ia juga mengalami kendala saat hendak berangkat kerja.
“Motor kami mogok di Jalan Pawan I. Alhamdulillah tadi dibantu BPBD dan Satlantas Polres Ketapang untuk mendorong motor,” ujar Dian.
Menurut dia, kondisi banjir kali ini lebih tinggi dibandingkan dua hari sebelumnya yang hanya berkisar 15–30 sentimeter.
“Hari ini lebih dalam daripada Sabtu dan Minggu kemarin. Banyak motor mogok, terutama motor matik,” katanya.
Hal serupa dialami Tono (24) , warga Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong. Ia mengatakan jalur menuju Kota Ketapang melalui Jembatan Pawan V sudah tidak bisa dilalui secara normal.
“Air makin dalam. Motor saya ikut mogok,” ujarnya sambil mendorong kendaraannya menuju bengkel.
Peringatan Dini BMKG
Sebelumnya, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Supadio Pontianak merilis peringatan dini kepada masyarakat pesisir Kalimantan Barat. Ketinggian pasang maksimum di wilayah Ketapang diprediksi mencapai 1,9 meter pada 8–9 Desember 2025.
BMKG juga memprakirakan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat masih akan mengguyur wilayah Ketapang dan Kayong Utara. Di perairan Ketapang, Kayong Utara, dan Selat Karimata bagian selatan–utara, gelombang diperkirakan meningkat 1,25 hingga 2,5 meter.
Stasiun Meteorologi Supadio mengimbau masyarakat untuk tetap waspada.
“Pada periode pasang maksimum, potensi genangan air dapat meningkat. Warga pesisir diimbau meningkatkan kewaspadaan,” demikian pernyataan BMKG.
Masyarakat juga diminta terus memantau informasi resmi dari BMKG dan pemerintah daerah untuk mengantisipasi potensi banjir rob lanjutan. (Ndi)
