Lokakarya buku "Domong Pundohan" bertema membumikan budaya tulis demi entitas kebudayaan Dayak Pesaguan Ketapang agar tetap lestari, di Hotel Borneo, Rabu (27/11/2019) |
Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Ketapang
sekaligus pimpinan redaksi buku Domong Pundohan Doni Andriawan mengatakan sebelum
diluncurkan pada Desember 2019 nanti, Pemerintah Kabupaten Ketapang mengundang
berbagai pihak seperti Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN) Institut
Dayakologi (ID) para petinggi adat serta pihak lainnya guna membedah buku sejarah
ketapang itu untuk disempurnakan.
“Lokakarya ini
tujuannya untuk memperkaya isi buku ini, karena penulis buku ini dan kami
sebagai pimpinan redaksi pengen juga meminta sumbangsih saran dan masukan dan
para petinggi-petinggi khususnya masyarakat dayak sehingga buku ini kaya akan
manfaatnya,” kata Doni.
Sementara itu penulis
buku Domong Pundohan Anastasius Bantang menjelaskan,
selain tentang hukum adat dan budaya dayak, buku tersebut ia juga bercerita
tentang sejarah Raja Hulu Aek sebagai tonggak sejarah berdirinya raja-raja
matan di Kabupaten Ketapang.
“Dibuku ini
juga tertulis tentang dayak pertama yang mengenyam pendidikan dan masuk agama
katolik di ketapang, yang masuk agama Khatolik itu Morial yang nama permandiannya
Yosef dan dayak pertama yang mengenyam
pendidikan di Ketapang bernama Payak Bantang,” papar Anastasius Bantang.
Tak hanya itu,
dibuku ini juga tertulis awal sejarah Pesaguan Hulu, mulai dari Kuala Pesaguan sampai
ke Hulu Sungai yang menceritakan tempat tinggal awal suku dayak di Kabupaten
Ketapang.
Pemerintah
Kabupaten Ketapang sendiri mendukung penulis yang berkarya mengangakat sejarah
dan budaya daerah, Pemerintah Kabupaten Ketapang memdukung penuh terkait
dana dan keuangan agar buku tersebut dapat segera diterbitkan.
“Banyak orang
yang mampu menulis, tapi tidak mampu dari segi keuangan, makanya kami di
pemerintah daerah melalui bagian humas dan protokol untuk memulai, mungkin
nanti kemudian hari di dinas-dinas yang sesuai tofoksi kita juga akan minta
bantuan untuk hal semacam ini,” kata Asisten III Setda Kabupaten Ketapang Heronimus Tanam.
Pasca perbaikkan
dan penyempurnaan, rencananya buku ini akan dicetak sebanyak 1000 buku dan akan
disebar di organiasasi perangkat daerah, sekolah dan perpustakaan yang ada di Kabupaten
Ketapang. (Ndi)