Warga Keluhkan SPBU di Ketapang

Editor: Agustiandi author photo

SPBU
Ketapang (Suara Ketapang) - Hingga saat ini persoalan kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Ketapang masih terjadi, selain tidak semua Kecamatan memiliki SPBU sehingga akses kebutuhan minyak bagi masyarakat menjadi kendala hingga persoalan jam operasional SPBU khususnya di Kota Ketapang yang hanya buka hingga sore bahkan selalu tutup di hari minggu. Persoalan rekomendasi pembelian BBM dengan skala besar menggunakan drum dinilai menjadi ladang bisnis ilegal oknum-oknum tertentu. 

Saat dikonfirmasi, satu diantara warga Kecamatan Delta Pawan, Suhandi mengaku mengeluh dengan kondisi SPBU yang hanya buka setengah hari bahkan tutup setiap hari minggu.

"SPBU inikan pelayanan, harusnya melayani masyarakat dengan maksimal, kalau alasan mau libur kan bisa diatur jadwal masuknya, terus kenapa buka cuma setengah hari beda sama tempat lain apakah karena stok tidak cukup atau apa," ketusnya, Rabu (24/3/2021).

Ia juga mengeluh dengan kondisi banyaknya truk atau kendaraan pickup bermuatan drum yang mengisi BBM bahkan kerap petugas SPBU lebih mengutamakan melayani pihak-pihak tersebut.

"Ya kondisi Ketapang seperti ini, bahkan hari ini saja minyak antri panjang di SPBU dan banyak truk-truk bermuatan drum juga ikut mengisi, soal apakah mereka ada izin atau tidak pihak terkaitlah yang harusnya lebih proaktif lakukan pengawasan," mintanya. 

Ia berharap dilakukan patroli dan pengawasan rutin baik oleh aparat kepolisian maupun Hiswana Migas yang berkaitan dengan urusan ini, lantaran menurutnya jika dilakukan razia rutin maka tidak akan ada yang berani bermain.

"Kita khawatir rekomendasi hanya jadi kedok saja, mungkin sebagian besar rekomendasi benar dan mungkin juga ada yang tidak benar dan peruntukannya untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu saja," tuturnya. 

Sementara itu, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Ketapang, Abdul Sani meminta Hiswana Migas untuk serius melakukan pengawasan dan tidak terkesan melakukan pembiaraan. 

"Persoalan SPBU bisa dilihat secara kasat mata, setiap hari truk-truk antri dengan membawa drum, kadang-kadang mereka diprioritaskan dibanding kendaraan biasa, inibharus diawasi apakah itu semua ada rekomendasi atau apakah benar rekomendasi itu benar, tentu itu jadi pertanyaan masyarakat," katanya.

Sani menegaskan, agar Hiswana Migas Ketapang selalu mengawasi dan membantu memberikan evaluasi atas rekomendasi sebab sejauh ini keberadaan SPBU sudah mulai banyak di Ketapang meskipun belum semua Kecamatan memiliki SPBU. Namun untuk pengisian truk atau pickup menggunakan drum seolah tidak ada habisnya.

"Jangan terkesan Hiswana Migas ikut bermain, sebab saya yakin jika serius diawasi pasti akan menemukan praktek nakal," tuturnya.

Sani mengaku mencurigai adanya permainan lantaran selama ini di Ketapang SPBU yang ada bukanya hanya setengah hari bahkan ironisnya setiap hari minggu selalu tutup padahal informasi yang didapat bahwa stok BBM aman.

"Kalau aman kenapa bukanya setengah hari, terus minggu tutup, kemana lari BBM nya, kalau alasannya memenuhi kebutuhan rekomendasi bisa didata berapa banyak rekomendasi resmi sebab sejauh ini sudah mulai ada juga SPBU-SPBU di beberapa kecamatan, disini anehnya apakah rekomendasi hanya kedok buat melancarkan urusan oknum-oknum tertentu," pungkasnya. (Ndi)

Share:
Komentar

Berita Terkini