Farhan Ingin Perusahaan Sawit Dilibatkan dalam Program Stunting di Ketapang

Editor: Agustiandi author photo

Wakil Bupati Ketapang Farhan didampingi Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Albertin Tri Kurniasih, usai membuka diskusi terfokus stunting dengan FKUB, Ormas dan Organisasi Profesi di kantor bupati Ketapang, Senin (22/5/2023). (Agustiandi/Suarakalbar.co.id).
Ketapang (Suara Ketapang) - Wakil Bupati Ketapang menginginkan perusahaan kelapa sawit dilibatkan dalam percepatan penurunan stunting.

Menurut Farhan, PT Cargill dan Perusahaan Nastle kini sudah ditetapkan sebagai 'Bapak Asuh' stunting di Kabupaten Ketapang. Dua perusahaan swasta tersebut diminta aktif untuk menyalurkan bantuan kepada anak-anak penderita stunting.

Kendati telah ditetapkan sebagai 'Bapak Asuh', Farhan menilai, peran dari kedua perusahaan tersebut masih belum begitu terlihat. Dia menginginkan agar peran keduanya harus ditingkatkan dalam membantu pemerintah daerah menekan angka stunting.

"Misalnya ketersedian Posyandu, atau kekurangan bidan di lingkup perusahaan Cargill, desa-desanya, kalau belum ada, Perusahaan Cargill harus memberikan peran disitu," ucap Farhan usai menghadiri diskusi terfokus stunting dengan FKUB, Ormas dan Organisasi Profesi, belum lama ini.

Farhan mengatakan, Perusahaan Nastle yang ada di Ketapang juga dapat mengambil peran dalam memberikan makanan tambahan kepada anak-anak yang menderita stunting. 

"Peran mereka perlu ditingkatkan, kita akan melibatkan mereka dalam setiap pertemuan-pertemuan, pertemuan dalam bentuk apapun dua perusahaan ini harus ada," ucap Farhan.

Sementara itu, Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Ketapang Albertin Tri Kurniasih mengaku program Bapak dan Bunda Asuh Stunting di Kabupaten Ketapang belum berjalan.

"Karena barang ini juga baru ya, jadi kita perlahan-lahan akan menuju ke situ," ucapnya.

Asih berharap, tak hanya Cargill dan Nastle, perusahaan yang ada di Ketapang dapat terlibat dalam dalam menyalurkan CSR ke program stunting.

"Karena melihat dari angka prevalensi tahun ini baru 22,3 persen, masih harus turun 8,3 persen lagi untuk target nasional di tahun 2024, itu lumayan besar, waktu tinggal satu setengah tahun," pungkasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini