Foto udara terbaru, di area Pelang Kecamatan Matan Hilir Selatan Kabupaten Ketapang. (Dokumentasi Manggala Agni Ketapang). |
Ia menyebut, meskipun telah turun hujan dengan intensitas yang cukup lebat beberapa hari lalu, namun potensi kebakaran masih ada.
"Kami ingatkan jangan terlena, ini ada hujan sedikit, ini sebenarnya Tuhan bantu kita, lewat hujan, untuk bisa mempermudah pekerjaan dalam memadamkan Karhutla," papar Sahat, saat berada di Kabupaten Ketapang, Sabtu (9/9/2023) malam.
Sahat mengajak semua stakeholder yang memiliki kekuatan dan peralatan, untuk memadamkan Karhutla yang saat ini masih tersisa. Dia turut mengajak semua pihak untuk bertanggung jawab dalam mencegah munculnya titik api baru.
"Kalau di Pelang area itu masih ada delapan titik, hasil potret udara melalui drone, jadi Karhutla belum sepenuhnya padam, jadi mumpung masih sejuk, mumpung masih ada hujan, kita tangani, kita habiskan," tuturnya.
Sahat menjelaskan, berdasarkan prakiraan BMKG, dalam satu pekan ke depan, cuaca di Kabupaten Ketapang akan panas. Satu minggu setelahnya, baru ada potensi hujan.
"Rilis teman-teman BMKG, dalam satu bulan ke depan kemungkinan akan terjadi kemarau basah ya, sampai kurang lebih Minggu ke dua Oktober," sebutnya.
Sahat menambahkan, pihaknya bersama unsur pemadam gabungan, hingga kini masih terus melakukan upaya pemadaman total, baik di Ketapang bagian selatan dan bagian Utara.
Berdasarkan data Mangala Agni Kalbar, sejak dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 8 September 2023, sebanyak 52.314 hotspot, dengan titik panas terbanyak yaitu Kabupaten Ketapang 10.697 hotspot, Kabupaten Sanggau 9.933 hotspot dan Kabupaten Sintang 5.296 hotspot.
Adapun total luasan Karhutla di Kalbar adalah 12.537,57 hektar. Tiga daerah terbesar yang terdampak diantaranya, Kabupaten Sambas dengan luasan 2.436,01 hektar, Kabupaten Ketapang seluas 2.083,59 hektar dan Kabupaten Kubu Raya, 1.903,45 hektar. (Ndi)