Paguyuban Pasundan Ketapang Peringati Usianya yang Ke-50

Editor: Agustiandi author photo

Paguyuban Pasundan Ketapang menggelar acara 'MILANGKALA KA 50' di hotel Borneo Ketapang, Minggu (15/10/2023). (Agustiandi/Suarakalbar.co.id)
Ketapang (Suara Ketapang) - Paguyuban Pasundan Ketapang tepat berusia 50 tahun. Guna memperingati usia emasnya, Paguyuban Pasundan Ketapang menggelar acara tasyakuran, di Hotel Borneo Ketapang, Minggu (15/10/202).

Acara itu berlangsung meriah. Selain menjadi ajang silaturahmi, acara ini juga diisi sejumlah kesenian khas Sunda Jawa Barat ditampilkan. Mulai dari tarian singa depok, pencak silat, tarian jaipongan hingga beragam penampilan seni menarik lainnya.

Acara budaya itu tak hanya dihadiri Paguyuban Pasundan Ketapang dari sejumlah kecamatan, namun juga kabupaten lain, hingga Paguyuban Pasundan Kalbar. Wakil Bupati Ketapang Farhan dan perwakilan unsur Forkopimda Ketapang juga turut menghadiri acara tersebut.

Ketua Panitia, Rudi Windra Darisman, mengatakan, Paguyuban Pasundan di Ketapang sudah ada sejak tahun 1973. Dengan kata lain, di tahun 2023 ini usianya sudah tepat 50 tahun.

"Setelah ditelusuri pelaku-pelaku sejarah, sejak tahun 1973 ternyata sudah terbentuk cikal bakal Paguyuban Pasundan di Kabupaten Ketapang," kata Rudi yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Paguyuban Pasundan Ketapang.

Pada acara tersebut, pihaknya juga memberikan piagam penghargaan kepada lima orang pelaku sejarah pendiri Paguyuban Pasundan Kabupaten Ketapang. Mereka masing-masing adalah Omo Marta (almarhum), H. Tatang Sutisna, Yusnandar Sukandi dan Syaiful.

Rudi menyebut, ada sekitar 5 ribu warga Sunda yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Ketapang. Pengurus paguyuban kecamatan yang sudah terbentuk yakni Kecamatan Air Upas, Sandai, Nanga Tayap, dan Kecamatan Matan Hilir Selatan, termasuk Sungai Melayu, Tumbang Titi dan Pemahan yang tergabung jadi satu.

"Salah satu cara merawat seni dan budaya agar bertahan hingga hari ini yaitu setiap tahun kami sering mengadakan event-event agar seni budaya kita tetap lestari," jelas Rudi.

Rudi menambahkan, ke depan pihaknya berencana akan menggelar peringatan hari ulang tahun paguyuban lebih meriah. Rencananya Paguyuban Pasundan akan menggelar festival seni budaya dan festival kuliner khas Jawa Barat.

"Insya Allah wacana kami dengan sesepuh paguyuban, kita akan melaksanakan pameran. Termasuk festival seni budaya pasundan dengan mendatangkan salah satu artis terkenal Jawa Barat seperti Sule dan lainnya," tuturnya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Bupati Ketapang Farhan, menyebut, masyarakat Kabupaten Ketapang dengan segala heterogenitasnya baik suku, agama, adat maupun budaya merupakan modal yang fundamental dalam memperkuat dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa.

“Pemerintah Kabupaten Ketapang selalu memberikan dukungan kepada setiap perkumpulan etnis, adat dan budaya masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang, hal ini sebagai bentuk manifestasi dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan, melalui kegiatan- kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas adat dan budaya yang dapat memperkokoh dan memperkaya khasanah budaya bangsa,” jelasnya. 

Menurut Farhan, kegiatan ini patut didukung dan merupakan upaya strategis dalam menjaga kerukunan antar etnis dan pelestarian adat budaya yang ada di Kabupaten Ketapang, termasuk adat budaya Sunda.

“Masyarakat Sunda dengan berbagai profesinya dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan partisipasinya dalam memajukan daerah, serta bersinergi dengan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Ketapang untuk mewujudkan dan melanjutkan Ketapang Maju Menuju Masyarakat Sejahtera,” ujarnya.

Farhan berharap kegiatan ini terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, tidak hanya di dalam ruangan namun di luar ruangan seperti di lapangan sehingga masyarakat lain dapat melihat dan menyaksikan pertunjukan adat budaya Sunda.

“Mudah-mudahan ke depan kegiatan ini tetap berlanjut dan semakin meriah, tidak hanya di hotel namun di lapangan terbuka sehingga dapat menambah khasanah budaya,” Pungkasnya. (Ndi)

Share:
Komentar

Berita Terkini