Adapun pejabat yang dilantik yakni Syamsul Islami, sebagai Ketua Dewan Pengawas, serta Donatus Franseda dan Pandi Ismar sebagai anggota.
Alex menegaskan bahwa sektor kesehatan merupakan prioritas utama dalam pembangunan daerah.
“Apa gunanya harta banyak atau pendidikan tinggi kalau kita tidak sehat. Kesehatan adalah yang utama,” ujarnya.
Ia menekankan, Dewan Pengawas memiliki peran strategis sebagai perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam mengawasi kinerja rumah sakit agar pelayanan publik semakin baik dan profesional.
"Dewan Pengawas ini bukan sekadar formalitas. Mereka menjadi perpanjangan tangan saya dan masyarakat dalam memastikan kinerja rumah sakit berjalan baik,” tegasnya.
Alex juga menjelaskan alasan pelantikan dilakukan di Pendopo, bukan di rumah sakit. Hal itu, menurutnya, menegaskan posisi Dewan Pengawas sebagai lembaga yang sejajar dengan manajemen rumah sakit sekaligus mitra strategis pemerintah daerah.
“Kenapa saya minta pelantikannya tidak di rumah sakit? Karena Dewan Pengawas ini penting. Mereka bagian dari sistem pengawasan publik yang harus berjalan efektif,” katanya.
Alex berpesan agar Dewan Pengawas bekerja secara responsif terhadap setiap keluhan masyarakat, baik yang disampaikan langsung maupun melalui media sosial.
“Kalau ada kritik atau masukan dari masyarakat, harus direspons cepat dan bijak. Jangan diam. Dewan Pengawas harus tampil terdepan bersama manajemen rumah sakit,” ucapnya.
Selain responsif terhadap kritik, Alex berharap Dewan Pengawas mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman dan mendorong peningkatan profesionalisme rumah sakit dari sisi peralatan, sumber daya manusia, dan sistem pelayanan.
“Pelayanan kesehatan tidak boleh berhenti, pagi, siang, malam karena yang dilayani adalah nyawa manusia. Kalau pelayanannya baik, citra pemerintah daerah pun akan baik,” tegasnya.
Pelantikan Dewan Pengawas RSUD ini, kata Bupati, merupakan bagian dari langkah strategis dalam penataan birokrasi dan peningkatan kinerja pemerintahan daerah.
“Saya tidak mau terburu-buru. Ini bagian dari proses menata birokrasi yang berjejak. Saya memilih orang-orang yang tepat,” tutur Alex.
Ia menambahkan, jabatan Dewan Pengawas bukan sekadar posisi struktural, melainkan amanah moral dan spiritual yang harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab.
“Walaupun honor yang diterima tidak besar, saya harap semangat dan tanggung jawab tetap tinggi. Amanah ini bukan hanya kepada saya, tetapi juga kepada Tuhan Yang Maha Kuasa,” pesannya.
Alexander berharap dalam empat tahun mendatang RSUD dr. Agoesdjam mampu menunjukkan perubahan signifikan, baik dari sisi pelayanan, manajemen, maupun suasana kerja yang kondusif.
“Kita mulai dari pelayanan publik. Kalau masyarakat puas, berarti kita berhasil. Tapi kalau masih ada keluhan, itu artinya masih banyak yang perlu diperbaiki,” tegasnya
Bupati mengajak seluruh jajaran dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan visi pembangunan daerah “Ketapang yang Maju dan Mandiri” melalui penguatan sumber daya manusia yang sehat, unggul, dan berdaya saing.
“Mari kita bangun Ketapang yang adil, maju, dan mandiri. Semua itu dimulai dari pelayanan publik yang berkualitas, termasuk di bidang kesehatan,” tutup Alex. (Ad)
