PSDKP Membawa Laut ke Ruang Kelas SMKN 2 Ketapang

Editor: Agustiandi author photo

Para siswa SMK N 2 Ketapang mendengarkan penjelasan petugas PSDKP Ketapang tentang pentingnya menjaga sumber daya kelautan, Rabu (19/11/2025). (ist) 
Ketapang (Suara Ketapang) - Pagi itu sekolah masih sibuk. Anak-anak baru datang. Udara Delta Pawan terasa hangat. Di halaman, beberapa siswa berlari kecil menuju kelas. Semua tampak biasa. Sampai empat petugas berseragam biru dongker muncul di pintu gerbang.

Mereka dari Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) Ketapang. Bukan untuk patroli. Bukan pula untuk operasi. Mereka datang untuk satu hal, mengajar.

Kelas langsung berubah. Guru membuka kegiatan dengan singkat. Siswa duduk rapi. Ada yang mencondongkan tubuh ke depan. Ada yang menatap penasaran. Mereka ingin tahu apa yang akan terjadi.

Agung Arief Afrianto, Koordinator Wilker PSDKP Ketapang, berdiri di depan kelas. Suaranya tenang. Kalimatnya pendek. Ia tidak memaksa. Ia hanya menjelaskan apa yang ia tahu.

Tentang kelestarian ekosistem laut. Tentang ikan. Tentang batas yang tidak terlihat. Tentang kapal-kapal yang harus diawasi. Tentang tugas yang sering tidak terlihat, tetapi selalu penting.

Materi kemudian dipaparkan oleh Erna Juita Desi, staf Wilker PSDKP Ketapang. 

Anak-anak mendengarkan. Sesekali mengangguk. Sesekali mencatat. Mereka baru sadar bahwa menjaga laut bukan soal ombak dan perahu. Ternyata ada kerja panjang di baliknya.

Saat sesi tanya jawab dibuka, tangan-tangan terangkat cepat. Pertanyaannya sederhana. Tapi jujur dan kritis.

Bagaimana menemukan pelanggaran? Apa yang dilakukan saat kapal asing masuk? Bagaimana rasanya bertugas saat cuaca buruk?

Erna dan Agung menjawab satu per satu. Pelan saja. Tapi jelas. Kelas jadi hidup. Suasana tak lagi kaku.

Tiga siswa mendapat door prize. Mereka tersenyum. Teman-temannya ikut senang. Hadiah itu kecil. Tapi semangatnya besar.

Kegiatan berakhir tanpa seremoni panjang. Hanya tepuk tangan. Hanya beberapa foto. Tapi ada sesuatu yang tertinggal. Laut tiba-tiba terasa dekat. Tidak jauh seperti di peta. Tidak asing seperti dalam buku pelajaran. Laut menjadi cerita yang nyata. Cerita yang bisa mereka jaga suatu hari nanti.

Dan pagi itu, ruang kelas kecil di SMKN 2 Ketapang menjadi jendela. Jendela menuju laut yang luas. Jendela menuju masa depan yang mereka mulai lihat perlahan-lahan. (Ndi) 

Share:
Komentar

Berita Terkini