Kebal Senjata, Ketabung Menalau Ajak Jalin Persatuan dan Semangat Kekeluargaan

Editor: Agustiandi author photo

Acara ritual adat dan peragaan kebal senjata oleh Persatuan Pemuda Ketabung Menalau di lapangan Benua Sekaling Air Upas
Air Upas (Suara Ketapang) - Menutup tahun 2019, beberapa etnis dan sub suku dayak yang ada di kecamatan Air Upas menggelar Pawai Bhineka  mengelilingi beberapa ruas jalan penghubung desa yang ada di kecamatan Air Upas, Senin (30/12/2019).

Rute pawai dimulai dari Desa Suka Ria menuju Membuluh Baru,  Banda Sari, Air Upas, Sari Bekayas, Harapan Baru, Mekar Jaya dan kembali ke Suka Ria  diikuti kurang lebih 1000 orang.

"Beberapa rangkaian acara yang diprakarsai oleh pemuda Batu Keling Desa Suka Ria, Kecamatan Air Upas, Ketapang yang tergabung kedalam Persatuan Pemuda Ketabung Menalau, terlahir dari kerinduan para kawula muda Batu Keling dengan segala keterbatasannya untuk saling bergandengan tangan dalam membangun pikiran untuk perubahan," Sebut Sio liong Silvanus, selaku Dewan Pembina Ketabung Menalau.

Presiden Republik Indonesia keempat Abdurrahman Wahid ( Gusdur) menyebutkan,"Tidak penting apa pun agama dan suku mu kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah bertanya apa agamamu."

Terinspirasi atas pesan inilah, Sio Liong mengatakan ia bersama Ketabung Menalau berupaya merangkul seluruh pemuda dari berbagai sub Suku Dayak  hingga etnis lain yang ada di Kecamatan Air Upas untuk menjalin kebersamaan, rasa kekeluargaan dan gotong royong guna merajut kebhinekaan  dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harga mati.

"Kedepannya Ketabung Menalau
berupaya mengajak melakukan kegiatan sosial seperti donor darah, pengobatan gratis, layanan administrasi kependudukan melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait," paparnya.

Dikatakannya pula bahwa sehari sebelum pawai hari ini, sudah dilakukan seminar sehari tentang Kenakalan Remaja dan Bahaya Narkoba  dengan mengundang nara sumber dari Kepolisian, Dokter, Dewan Adat Dayak dan Perusahaan, sebagai upaya pembekalan bagi para kawula muda tentang hukum, kesehatan, adat budaya, septy reading berkendaraan di jalan tambang (hauling road) dan jalan umum serta pemahaman ekonomi di era digital saat ini.

Memeriahkan seluruh rangkaian acara, peserta pawai berhenti di lapangan bola Benua Sekaling depan kantor kecamatan Air Upas untuk melaksanakan ritual adat dan beberapa pertunjukan kemampuan menahan sayatan senjata tajam khas Suku Dayak (Mandau).

Pertunjukan yang sempat menegangkan pengunjung yang menyaksikan, dijelaskan Sio Liong adalah upaya melestarikan dan  menumbuhkan kembangkan budaya Dayak yang merupakan salah satu kekayaan budaya di Indonesia diharapkan selalu bisa bergandengan rukun dengan budaya dari etnis lain, tidak mudah terprovokasi hingga menimbulkan gesekan yang tidak diinginkan, ini sangat penting agar kesatuan dan persatuan senantiasa terjaga dengan baik.
Usai pertunjukan peserta pawai melanjutkan perjalanan kembali ke Desa Suka Ria guna menutup acara dan makan malam bersama.

Menurut keterangan Sio liong acara ini dapat terselenggara berkat dukungan dana dari swadaya masyarakat dan pelaku usaha di Desa Suka Ria, perusahaan tambang dan kelapa sawit.

"Total bantuan dana yang dihimpun  kurang lebih Rp. 27.700.000,-  kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan dari semua pihak,  sepertinya hingga selesai, dana bantuan masih ada  tersisa sedikit," pungkasnya. (Jans)
Share:
Komentar

Berita Terkini