Haul Akbar Muasis NU

Editor: Agustiandi author photo

Wakil Bupati Ketapang Farhan saat berbicara di acara Halaqoh Fiqih Peradaban dan Haul Akbar Muasis NU di gedung PCNU Ketapang, Senin (29/5/2023). (Ist)
Ketapang (Suara Ketapang) - Wakil Bupati Farhan menghadiri Halaqoh Fiqih Peradaban dan Haul Akbar Muasis NU yang diselenggarakan PCNU Kabupaten Ketapang dan Pondok Pesantren Mambaul Khairat, di Gedung PCNU Ketapang dan Ponpes Mambaul Khairat, Senin (29/5/2023).

Halaqoh dan Haul Akbar tersebut tersebut diisi oleh Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa dengan tema "Mendigdayakan Nahdlatul Ulama Menjemput Abad Kedua Menuju Kabangkitan Baru". 

Wabup dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa halaqoh serta haul akbar yang diadakan PCNU Ketapang dan Ponpes Mambaul Khairat ini sangat berharga bagi seluruh pengurus NU di Kabupaten Ketapang.

"Dengan adanya pengetahuan yang disampaikan Wakil Ketua PBNU, tentu ini juga menjadi bahan bagi seluruh kaum nahdiyin Kabupaten Ketapang dalam menjalankan kehidupannya sehari-hari terutama dalam konteks bersosialisasi dengan seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Ketapang", ucap Wabup kepada awak media.

Dikatakan Wabup dengan masyarakatnya yang heterogen, itu harus betul-betul sangat memahami apa yang disebut dengan halaqoh fiqih peradaan. 

"Berikutnya, saya berharap nanti kajian-kajian yang terkait dengan kekinian dalam konteks kehidupan sosial kemasyarakatan kaum nahdiyin itu dapat dilakukan di gedung PCNU ini," harapnya.

Sehingga dengan berkesinambungan tersebut menurut Wabup, akan memberikan pemahaman-pemahaman kepada masyarakat.

"Harapan besarnya adalah bahwa kehidupan masyarakat Kabupaten Ketapang ini sesuai dengan apa yang dinginkan oleh negara dan agama," jelasnya.

"Lebih lanjut bahwa prinsip-prinsip aqidah itu tetap dalam konteks kehidupan bermasyarakat dan bernegara itu harus saling hormat-menghormati dan harga menghargai demi untuk kenyamanan kerukunan dalam kehidupan kesehariannya," tambah Wabup.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PBNU KH. Zulfa Mustofa, diantara halaqohnya mengatakan bahwa Nadhlatul Ulama dalam berbangsa dan bernegara memandang semua masyarakat itu mempunyai kewajiban yang sama walaupun berbeda suku, agama dan lainnya.

Selain itu sampaikan ia, bahwa pancasila itu adalah nilai-nilai hidup yang disepakati oleh umat beragama di Indonesia sebagai panduan hidup berbangsa dan bernegara. 

Selanjutnya Wakum PBNU ini saat haul akbar juga mengatakan bahwa Nadhlatul Ulama (NU) tidak bisa dipisahkan dari pesantren karena pesantren adalah miniatur dari Nahdlatul Ulama (NU) dan dari pesantren juga terbentuknya organisasi NU.

Turut menghadiri dalam kegiatan tersebut, Ketua PWNU Kalbar Dr. H. Syarif, MA., Ro'is Syuriyah PWNU Kalbar KH. Ismail Abdul Ghofur, Ketua Tanfidziyah PCNU Ketapang Drs. H. Satuki Huddin, M.Si., Ro'is Syuriyah PCNU Ketapang Drs. KH. Moh. Faisol Maksum, Wakil Ketua PCNU Ketapang, Asisten I Setda Ketapang, Muslimat PCNU Ketapang, Pengurus PCNU Ketapang dan lainnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini