Kepala BKKBN Kalbar Puji Hasil ELSIMIL TPK di Kayong Utara

Editor: Agustiandi author photo

Foto bersama saat kegiatan peningkatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam rangka penurunan stunting, di Kecamatan Sukadana, Jumat (16/6/2023). (Agustiandi/Suarakalbar.co.id).
Kayong Utara (Suara Ketapang) - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalbar, Pintauli Romangasi Siregar memuji Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kabupaten Kayong Utara yang telah mengisi aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL). 

“Saya lihat teman-teman TPK di Kayong Utara luar biasa, sebab capaian ELSIMIL nya terisi semua," tutur Pintauli usai membuka kegiatan peningkatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam rangka penurunan stunting, di Kecamatan Sukadana, Jumat (16/6/2023).

Menurutnya, dengan terisinya ELSIMIL dapat memudahkan teman-teman TPK dalam bekerja di lapangan. Terisinya ELSIMIL akan meningkatkan capaian pesertaan ber KB, khususnya pasca persalinan atau pasca keguguran dengan dampingan TPK.

Pinta mengatakan, tugas TPK sangat mulia, karena menjadi ujung tombak BKKBN di lapangan dalam mensosialisasikan program Bangga Kencana. Hadirnya TPK di masyarakat juga menjadi penyelamat seorang ibu dalam mengasuh anaknya. 

"Melalui TPK para keluarga juga mengetahui tentang cara mengatur jarak kelahiran. Kemudian TPK juga menyelamatkan kesehatan reproduksi dari para perempuan," tuturnya.

Pinta menjelaskan, kegiatan ini mampu menguatkan pemahaman TPK, sehingga ketika bertugas di lapangan, informasi yang diberikan pada para keluarga dan pasangan usia subur dapat tersampaikan dengan rinci dan lengkap.

Pinta juga menjelaskan pada para peserta soal penggunaan alkon dapat sejahtera, dalam artian bukan dari sisi materi dan harta. Namun sejahtera yang dimaksud adalah memiliki anak sehat dan ibunya sehat. 

"Ketika manusia dalam keadaan sehat dan kuat, maka mereka bisa melakukan berbagai macam hal. Termasuk dengan peningkatan ekonominya. Seperti si ibu pandai memasak, lalu bisa berjualan pastinya bisa dapat tambahan dari sini,” tuturnya.

Pinta menekankan, penanganan stunting yang kini menjadi konsen BKKBN, dimana angka stunting di Kalbar saat ini juga masih tinggi. Satu diantara cara untuk mencegah stunting adalah dengan memberi pemahaman tentang stunting pada masyarakat. 

"Mulai dari mengkonsumsi makanan asupan bergizi hingga menjaga kandungan agar tetap sehat. Sehingga ketika bayi lahir dapat terhindar dari stunting," ucapnya.

Pinta menjelaskan, penderita stunting memiliki pemikiran yang lambat. Ketika regenerasi bangsa terpapar stunting 

Jadi bisa dibayangkan ketika regenerasi Indonesia terpapar stunting, akan menjadi masalah ketika mereka berada di tataran pemangku kebijakan. Dalam mengambil langkah akan semakin lama. 

“Anak-anak stunting susah diajak bergerak cepat. Karena dari sisi pemikiran perkembangan otaknya bisa terganggu dan terbawa hingga dewasa,” ujarnya.

Pelaksana Tugas Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kayong Utara Iwan Dwi Purnomo mengatakan, untuk menciptakan generasi yang berkualitas, Kader BKKBN juga harus berkualitas. Ini untuk mewujudkan generasi emas 2045 menjadi impian Indonesia.

"Artinya ketika di tahun itu, Kayong Utara bisa memanfaatkan peluang bonus demografi dengan SDM yang cerdas dan berdaya saing tinggi," ujarnya.

Menurut Iwan, dengan memiliki SDM tinggi, iapun optimis generasi emas Kayong Utara mampu bersaing dengan kabupaten lain di Kalbar. 

"Bahkan bukan tidak mungkin SDM Kayong Utara juga bisa bersaing dengan kabupaten lain di seluruh Indonesia," pungkasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini