Ilustrasi air bersih. (Ist). |
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ketapang, Yunifar Purwantoro mengatakan, sejauh ini baru satu desa yang meminta stok air bersih untuk dikirim ke desa mereka.
"Mulai ada permintaan untuk air bersih di Desa Sungai Pelang, kami akan mendistribusikan air bersih dengan menggunakan mobil tangki nanti," ujar Yunifar, Selasa (5/9/2023).
Yunifar menambahkan, tak hanya kekeringan, musim kemarau saat ini juga memunculkan kebakaran hutan. Hingga hari ini, upaya pemadaman dari petugas gabungan, baik dari darat maupun udara masih terus dilakukan.
"Alat berat Pemda sudah digerakkan untuk pembuatan embung dan penyekatan kanal, agar air untuk upaya pemadaman dapat tersedia," ucapnya.
Yunifar menyebut, saat ini Pemerintah Kabupaten Ketapang tengah mengkaji untuk menaikkan status dari siaga ke status darurat Karhuta.
"Kita juga tidak menutup kemungkinan untuk menaikan status, jika secara administratif memenuhi syarat, kami lagi mengumpulkan data-data," katanya.
BPBD Ketapang, lanjut Yunifar, sudah memetakan, setidaknya 1.300 hektar lahan yang ludes terbakar. 900 hektar diantaranya berhasil dipadamkan.
Menurut Yunifar, api yang melahap gambut di kawasan Pelang - Tumbang Titi sudah masuk pada kedalaman 40 sampai 50 centimeter. Sementara rata-rata kedalaman gambut pada kawasan tersebut antara 2 hingga 18 meter.
"Di titik-titik tertentu kedalaman gambut ada yang bahkan sampai 18 meter," sebutnya.
Yunifar berharap, masyarakat untuk menahan diri dalam melakukan pembakaran lahan dengan kearifan lokal. (Ndi)