![]() |
Salah satu SPBU di Ketapang sudah tak lagi melayani konsumen karena stok BBM jenis pertalite dan solar ludes, Jumat sekitar pukul 14.00 WIB. (ist) |
Harga Pertalite dibeberapa lokasi bahkan mencapai Rp15.000 per liter. Angka ini jauh melampaui harga yang telah ditetapkan pemerintah.
Kondisi ini semakin memperburuk keadaan dengan terbatasnya jam operasional di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang hanya melayani hingga sore hari. Tak jarang, warga harus bersaing dengan antrean panjang yang sebagian besar menggunakan jerigen atau tangki modifikasi.
"Pertalite di SPBU cepat habis, tapi kios pengecer malah penuh stok dengan harga yang mahal," sebut Yoga, salah seorang warga Kecamatan Delta Pawan, Jumat (21/2/2025).
Yoga juga menyayangkan pelayanan di SPBU yang menurutnya lebih mengutamakan pengecer yang antre dengan jerigen, sehingga masyarakat biasa sulit mendapatkan BBM.
"SPBU buka jam 8 pagi, tapi Pertalite dan Solar sudah habis sampai sore. Kita terpaksa beli di kios dengan harga Rp12.000 per liter, bahkan di daerah-daerah terpencil bisa tembus Rp15.000. Ini sangat memberatkan kami," tambahnya.
Sarina, seorang ibu rumah tangga, juga mengungkapkan kekecewaannya. Ia sempat datang ke SPBU dengan harapan bisa membeli Pertalite langsung. Namun malah pulang dengan tangki motor kosong karena BBM sudah habis.
"Kami hanya berharap pemerintah daerah dan aparat penegak hukum benar-benar mengawasi distribusi BBM ini, agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang hanya mencari keuntungan pribadi. Jangan biarkan masyarakat semakin terbebani," katanya.
Penelusuran di lapangan menunjukkan, di hampir setiap SPBU di Kota Ketapang, aktivitas pengecer yang antre berulang kali membeli BBM sudah menjadi pemandangan sehari-hari. Mereka menggunakan sepeda motor dengan tangki besar atau bahkan mobil tangki modifikasi. Sayangnya, situasi ini seolah dibiarkan begitu saja.
Saat dikonfirmasi wartawan terkait permasalahan ini, Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Daerah Ketapang belum memberikan penjelasan tentang kuota BBM maupun alasan di balik melonjaknya harga di kios pengecer. (Ndi)