 |
| tokoh muda Ketapang, Daniel. (*) |
Daniel mengatakan, gagasan ini muncul dari kegelisahan melihat masih adanya pekerjaan pembangunan di beberapa wilayah yang dinilai belum berjalan optimal. Ia menilai, masyarakat perlu memiliki ruang untuk ikut mengawasi dan memberi masukan langsung.
“Kami ingin memastikan pembangunan di Ketapang benar-benar berjalan baik, transparan, dan terasa manfaatnya. Laskar Jaga Dilaga hadir untuk mengawal, sekaligus mengingatkan kalau ada hal yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Suara Ketapang, Sabtu (29/11/2025).
Daniel menegaskan, ormas yang ia bentuk bukan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu. Fokus gerakannya berada pada ranah sosial dan pemberdayaan masyarakat, termasuk advokasi terkait persoalan pembangunan, lingkungan, dan layanan publik.
“Kami tidak mau hanya jadi penonton. Masyarakat harus punya peran. Laskar Jaga Dilaga ingin menjadi jembatan supaya suara warga bisa sampai dan didengar oleh para pengambil kebijakan,” tambahnya.
Kehadiran ormas ini mendapat respons positif, terutama dari kalangan muda yang selama ini ingin lebih terlibat dalam pengawasan pembangunan daerah. Mereka menilai, Laskar Jaga Dilaga bisa menjadi energi baru untuk mendorong pemerintah bekerja lebih tepat sasaran.
Saat ini, Daniel dan tim tengah menyusun struktur organisasi serta program kerja jangka pendek. Salah satunya adalah pemetaan persoalan pembangunan hingga ke tingkat kecamatan dan desa.
"Kami bekerja sesuai aturan yang berlaku. Yang jelas, setiap program harus memberi manfaat langsung bagi masyarakat,” tegasnya.
Daniel berharap, Laskar Jaga Dilaga dapat menjadi bagian dari upaya menjaga Ketapang tetap aman dan terus berkembang, sekaligus menjadi kekuatan sosial yang bisa mendorong pembangunan berjalan lebih baik dari waktu ke waktu. (Ndi)
