Lahan PT Arrtu yang ternakar |
Area Manajer PT. Arrtu Energie Resources, Suhaimi, mengaku mengalami kerugian yang cukup besar karena wilayah konsesinya terbakar hingga 465 hektar. 400 hektar diantaranya sudah ditanami sawit yang sudah berumur enam tahun.
"Hampir 400 hektare lahan sudah ditanami kelapa sawit. Sementara untuk kerugian diperkirakan satu hektare sekitar Rp50 juta. Usia sawit tahun tanam 2013,” paparnya, Selasa (27/8/2019).
Pihak perusahaan memastikan api besar muncul pertama sejak 15 Agustus kemarin yang bersumber dari lahan masyarakat yang memang berbatasan langsung dengan areal perkebunan. Api datang dari berbagai penjuru. Cuaca panas dan angin kencang membuat pihak kewalahan melawan api.
“Sudah dihalang menggunakan alat, tapi karena api sangat besar akhirnya kewalahan dan akhirnya masuk ke lahan perusahaan,” ucapnya.
"Saat ini api sudah mati karena dua hari ini turun hujan. Saat ini tinggal asap. Ada 12 mesin diturunkan untuk benar-benar memadamkan api,” sambungnya.
Suhaimi mengungkapkan, kebakaran tahun ini mereka anggap paling parah. Karena waktu terjadi kebakaran tidak hanya satu titik, melainkan dari lima titik. Sehingga kebakaran terjadi begitu hebat. Petugas pun kewalahan memadamkan api. Ditambah lagi tidak ada air di tempat-tempat yang telah disediakan.
“Embung air ada, cuma mobilisasi menggunakan tangki cukup lama, kalah dengan kecepatan api. Kedepannya akan lebih siap dengan sarana dan prasarana menghadapi karhutla,” pungkasnya (ndi)