Kapal lancang kuning berlayar ke makam raja-raja Tanjungpura |
Pelepasan Kapal Lancang Kuning yang bertemakan "Mengharap Berkah Menjunjung Petuah" tersebut turut dihadiri Bupati Ketapang Martin Rantan dan unsur Forkopimda setempat. Tamu undangan tampak seragam mengenakan baju khas Melayu yang berwarna kuning.
Sesaat sebelum Pelepasan Kapal Lancang Kuning, lima kali dentuman meriam pusaka ditembakkan di halaman Kraton Matan. Secara bergantian meriam tersebut disulut oleh Dandim 1203 Ketapang Letkol Kav Suntara Wisnu Budi Hidayanta, lalu kemudian Ketua Ikkramat Uti Royden Top, Sekretaris Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Farhan, Bupati Ketapang Martin Rantan dan Mejelis Raja Kerajaan Mantan Tanjungpura Gusti Kamboja.
Baca Juga : Desa Randai Kecamatan Marau Kini Memperoleh Akses Telekomunikasi
Dentuman demi dentuman meriam tersebut pun cukup membuat para tamu undangan terkesima. Betapa tidak, kerasnya suara senjata berbentuk tabung berlaras panjang itu cukup membuat alarm mobil tamu undangan maraung.
Bupati Ketapang Martin Rantan menyulut meriam pusaka di Halaman Keraton Matan Tanjungpura |
Baca Juga : Berstandar Kementrian Kesehatan, Puskesmas Air Upas Diresmikan
Pada kesempatan itu, Bupati Ketapang Martin Rantan mengatakan, kegiatan Akbar tersebut diselanggarakan atas kerjasama yang baik antara Ikkramat dengan pemerintah.
"Agenda besar ini merupakan penghargaan dan kepedulian Pemerintahan Kabupaten Ketapang terhadap peristiwa budaya, peristiwa sejarah. ini kita kembalikan kepada keluarga kerajaan untuk menjaga dan melestarikannya, supaya tidak tenggelam ditelan zaman," ujar Martin.
Martin berharap, sejarah Kerjaan Tanjungpura dan Kerajaan Matan dapat dibukukan dan dibuat film dokumenter daerah. Jika ini bisa disetujui pihak keluarga kerajaan, Pemda Ketapang siap memberikan bantuan dalam bentuk anggaran.
Baca Juga : Petugas Bandara Rahadi Oesman Bagikan Masker dan Face Shield Gratis
"Kita nanti akan anggarkan di APBD perubahan supaya peristiwa sejarah dan peristiwa budaya ini dapat menjadi dokumen daerah," kata Martin.
Menurut Martin, nama Kerjaan Matan Tanjungpura ini harus terus digaungkan agar masyarakat khusunya di Kalbar semakin banyak yang mengetahuinya. Nama Tanjungpura sendiri telah diabadikan menjadi nama universitas terbesar dan Komando Daerah Militer (Kodam) di Kalimantan Barat.
Kapal lancang kuning berangkat dari dermaga Kraton Matan Tanjungpura menuju makam raja-raja Tanjungpura. Menggunakan kapal ini dibutuhkan 6 jam perjalanan menuju makam Tanjungpura. |
Sementara itu, Ketua Dewan Mangku Ikatan Keluarga Kerajaan Matan Tanjungpura (Ikkramat) Uti Royden Top mengatakan terima kasih kepada pemerintah Kabupaten Ketapang.
"Bupati Ketapang bapak Martin Rantan yang menjadi inisiator kegiatan susur sungai dan ziarah akbar ke Astana raja-raja Tanjungpura . Ini artinya Pemkab Ketapang masih peduli dan menghargai ahli waris kami (kerjasama Matan Tanjungpura)," sebut Uti Royden Top.
Ia berharap Ikkramat dapat terus bersinergi dengan pemerintah agar upaya mempertahankan adat budaya ini terus berlanjut hingga tahun tahun mendatang.
Puncak kegiatan Susur Sungai dan ziarah Akbar di Astana Raja-raja Matan Tanjungpura tersebut akan berlangsung besok, Senin (21/9). (Ndi)