Warga tampak berdesakan antre minyak goreng di Jalan Juanda area Pasar Melati Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, Sabtu (5/3/2022). (*) |
Warga yang didominasi kalangan emak-emak ini tampak berdesakan demi mendapatkan minyak goreng dengan harga sesuai aturan pemerintah. Bahkan ada yang rela membawa anaknya demi mendapatkan minyak goreng.
Jauh sebelum truk pengangkut minyak goreng tiba, warga sudah tampak memadati lokasi. |
Panitia menjadikan KTP menjadi syarat pembelian. Bagi yang sudah mendapat minyak goreng, jari warga dicelupkan ke tinta hitam guna menghindari pembelian ganda.
Kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Ketapang akhir-akhir ini memuat warga rela berdesakan. Kalaupun ada harganya lebih tinggi dari Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
"Saya antre dari jam 11 siang, Alhamdulillah dapat. emang susah cari minyak goreng makanya rela antre seperti ini," ucap Yulianti, salah seorang pengantre.Sementara Kartinah mengaku telah menunggu dari pukul 11 siang. Setelah antre enam jam dia baru mendapat minyak goreng.
"Ala susah bang e, (antre) dari jam 11 sampai jam lima ini baru dapat. Sebenarnya dekat rumah saya Ade mah jual, tapi hargenye 15 ribu ke atas, mahal," ucap warga Kampung Sampit tersebut.
Distributor CV Surya Pawan Jaya menyiapkan seribu dus minyak goreng kemasan. Satu dus berisi 12 kemasan 900 mL, dijual dengan harga Rp140 ribu.
"Kami jual seperti ini karena ada ibu-ibu komplen ke kita susah mencari minyak goreng, saya cek ke toko-toko emang gak ada, indikasi kami di toko-toko itu ada nimbun, ataupun ada di toko-toko tapi mahal, akhirnya kami berinisiatif jual seperti ini," papar pihak distributor Hansen kepada awak media.Hansen mengatakan, pasar murah ini sengaja dilakukan untuk membantu masyarakat yang selama ini mengeluhkan sulitnya mendapatkan minyak goreng satu harga di pasaran.
"Dari lubuk hati yang paling dalam, kami mohon maaf, yang terjadi seperti ini (terjadi kerumunan)," ucapnya.Ke depan kalau masih terjadi kelangkaan dan harga di toko masih mahal, pihak distributor akan kembali melakukan penjualan langsung kepada masyarakat, namun di lokasi yang lebih luas agar tidak terjadi penumpukan antrean.
"Kita sudah koordinasi dengan Pemda dan Polisi juga, nanti akan disediakan tempat yang lebih luas, kita belajar dari pengalaman, tidak akan terjadi lagi seperti ini," pungkasnya. (Ndi)