Peserta tengah menyimak materi foto dan video jurnalistik, di LC Sir Michael Uren YIARI, Selasa (8/10/2024). (ist) |
Dalam kegiatan selama empat hari sejak Senin (7/10) hingga Kamis (10/10) itu, para peserta diberikan berbagai materi jurnalistik. Peserta juga diajak melakukan liputan langsung ke lapangan, sekaligus menuliskan hasil liputan.
Manager Media dan Komunikasi YIARI Ketapang, Heribertus Suciadi mengatakan, pelatihan jurnalisme warga dilaksanakan guna meningkatkan kesadaran generasi muda mengenai isu-isu sosial, lingkungan hidup dan konservasi.
Kemudian, meningkatkan kapasitas peserta dengan keterampilan jurnalistik dasar untuk menulis dan melaporkan isu-isu lokal. Serta menciptakan ruang bagi generasi muda untuk berbagi dan mempublikasikan karya jurnalistik.
"Tidak kalah penting adalah menguatkan jaringan di antara para peserta untuk terus berkolaborasi dalam kegiatan pelestarian lingkungan melalui jurnalisme warga," kata Heribertus, Selasa (8/10) sore.
Menurut Heri, pelajar dan mahasiswa memiliki peranan penting untuk turut serta menjaga dan melestarikan lingkungan dan konservasi. Sebab, di Ketapang sendiri dikenal dengan kekayaan alam melimpah, termasuk hutan hujan tropis yang menjadi habitat bagi berbagai flora dan fauna endemik.
Namun, sambung dia, seiring berjalannya waktu, daerah ini menghadapi berbagai tantangan lingkungan. Seperti deforestasi, kebakaran hutan dan perambahan lahan yang mengancam keberlangsungan ekosistem.
"Sebagai generasi penerus, mereka (generasi muda) memiliki peran kunci dalam menjaga dan melestarikan alam untuk masa depan. Pelajar di Ketapang, khususnya generasi Z memiliki potensi besar menjadi agen perubahan sebagai upaya pelestarian lingkungan," ungkapnya.
Kendati demikian, potensi ini sering kali tidak terwujud secara maksimal, karena kurangnya pengetahuan dan keterampilan menyampaikan informasi. Di era digital seperti sekarang, media sosial menjadi alat yang sangat kuat menyebarkan informasi dan mempengaruhi pandangan publik.
"Tanpa pemahaman yang baik tentang jurnalisme dan etika komunikasi, informasi yang disebarkan bisa saja kurang akurat, bahkan menyesatkan. Karena itu, penting untuk membekali generasi muda dengan keterampilan jurnalistik yang memadai," tutur Heri.
Dia berpendapat, dengan melibatkan generasi muda dalam jurnalisme warga, mereka tidak hanya diajak untuk memahami permasalahan lingkungan yang ada di sekitar. Tetapi juga didorong untuk mencari solusi dan berbagi pengetahuan dengan komunitas lebih luas.
"Jadi, pelatihan jurnalisme warga ini dirancang sebagai respon terhadap kebutuhan lingkungan saat ini. Fokusnya pada isu-isu lingkungan, konservasi, dan sosial yang relevan dengan kehidupan sehari-hari di Kabupaten Ketapang," paparnya.
Ia berharap, melalui pelatihan jurnalistik, peserta dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menulis, serta dapat melaporkan isu-isu penting secara efektif.
"Kita harap pelatihan ini dapat membentuk komunitas jurnalisme warga yang solid, dimana para peserta dapat terus berkontribusi dan berkolaborasi dalam upaya pelestarian lingkungan pasca kegiatan," harapnya.
Sementara itu, Ketua AJK, Theo Bernadhi menyambut baik pelatihan jurnalisme warga yang digelar YIARI. Menurutnya, kegiatan ini dapat memantik semangat anak-anak muda agar turut serta menyuarakan informasi di daerahnya masing-masing.
"Melalui jurnalis warga, anak muda bisa membantu menyampaikan informasi yang ada di wilayah mereka, baik isu lingkungan, keluh kesah maupun informasi positif yang kemudian bisa menjadi bahan karya jurnalistik," katanya.
Theo mengajak, para peserta untuk dapat menjadi filter terhadap derasnya arus informasi dan maraknya keberadaan oknum-oknum yang mengaku diri sebagai wartawan tap tidak mengedepankan kode etik jurnalistik.
"Dengan pelatihan ini, tentu para peserta bisa memahami soal rambu-rambu apa saja yang harus dipatuhi ketika ingin menjadi jurnalis profesional, maupun jurnalis warga. Ini penting untuk dipahami secara bersama," lanjutnya.
Dia menambahkan, pelatihan jurnalistik juga merupakan salah satu kegiatan yang menjadi konsen pihaknya. Terlebih pelatihan jurnalistik adalah bagian dari program eksternal AJK guna dapat memberikan dampak positif atas hadirnya AJK.
"Kita tentu mensupport pelatihan yang dilaksanakan YIARI dengan menghimpun berbagai kalangan ini. Ke depan, tentu kami juga akan terus konsisten menggelar program-program yang positif, termasuk pelatihan jurnalistik," tutupnya. (Ril)