Ajang olahraga tradisional yang berlangsung 6–7 Desember ini diikuti 86 atlet dari berbagai kabupaten/kota se-Kalimantan Barat. Peserta akan bertanding di beberapa kategori, mulai dari putra-putri umum, beregu campuran, hingga kategori anak-anak.
Bupati Ketapang Alexander Wilyo membuka secara langsung kegiatan tersebut. Ia menyampaikan apresiasi kepada panitia dan KORMI Ketapang atas terselenggaranya event yang mengangkat budaya lokal itu.
“Olahraga menyumpit adalah simbol kekayaan budaya masyarakat Dayak dan masyarakat adat di Kalimantan. Dahulu digunakan untuk berburu dan bertahan hidup, kini menjadi tradisi turun-temurun yang harus kita lestarikan,” ujarnya.
Alex menegaskan bahwa olahraga rekreasi memiliki peran penting dalam meningkatkan kebugaran, kesehatan mental, sekaligus mempererat kebersamaan masyarakat.
“Pemerintah Kabupaten Ketapang berkomitmen mendukung pengembangan olahraga rekreasi. Olahraga bukan hanya sarana meraih prestasi, tetapi juga wadah memperkuat kebugaran, kebersamaan, dan kesehatan mental,” jelasnya.
Selain sebagai ajang kompetisi, kejuaraan ini juga menjadi ruang mempererat persatuan dan silaturahmi antar kabupaten/kota se-Kalbar.
“Kami berharap kegiatan seperti ini semakin sering digelar sehingga masyarakat makin mencintai olahraga, khususnya olahraga tradisional yang penuh nilai budaya,” katanya.
Alex juga menegaskan pentingnya peran olahraga tradisional sebagai identitas daerah dan sarana pembinaan generasi muda.
“Pemerintah akan terus mendorong pelestarian budaya dan pengembangan olahraga rekreasi. Kami ingin melihat lebih banyak anak muda bangga mempelajari olahraga tradisional dan lebih banyak event yang menghidupkan nilai budaya lokal,” tegasnya. (Ad)
