Pinta : Semua Cara Harus Digempur Multi Pihak untuk Turunkan Stunting di Kalbar

Editor: Agustiandi author photo

Kegiatan penguatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam rangka penurunan stunting, di Kabupaten Ketapang, Sabtu (17/6/2203). (Ist)
Ketapang (Suara Ketapang) - Kepala Perwakilan BKKBN Kalimantan Barat, Pintauli Romangasi Siregar menekankan, semua cara harus digempur semua pihak dalam menurun kasus stunting. 

Hal itu disampaikannya saat membuka kegiatan penguatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam rangka penurunan stunting, di Kabupaten Ketapang, Sabtu (17/6/2203).

“Namanya percepatan penurunan stunting, artinya semua cara harus digempur oleh semua pihak. Seperti kegiatan penguatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan ini, merupakan satu cara buat menurunkan angka stunting,” kata Pinta, sapaan akrabnya.

Pinta menuturkan, ibu hamil dan ibu pasca persalinan menjadi lingkaran utama dalam percepatan penurunan stunting. Oleh sebab itu, perlu pengawalan bersama agar angka stunting di Kalbar bisa turun.

Pada kegiatan tersebut, Pinta meminta peserta agar dapat meningkatkan pemahaman materi yang dipaparkan. Sebab tim pendamping keluarga dan PKB menjadi ujung tombak dalam mensosialisasikan tentang stunting di lapangan, khususnya pada ibu hamil dan ibu pasca melahirkan.

Pinta menambahkan, kasus stunting di Kalbar saat ini berada di 27,8 persen. Artinya dari seratus anak di bawah usia lima tahun, terdapat 27 atau 28 anak terpapar stunting.

Menurutnya, dalam seribu hari pertama kehidupan, menjadi penting untuk dijaga. Jika waktu rentan ini tidak dijaga, bisa saja ketika berusia 50 tahun sudah terkena obesitas, gula darah dan penyakit lainnya. 

“Ini penyebabnya karena saat usia seribu hari kehidupan pertama, tidak dijaga dengan baik,” ungkapnya.

Belum lagi asupan makanan saat ini tak seperti dulu. Makanan instan dan jajaran yang tidak diketahui kandungan gizi dan nutrisinya dapat dengan mudah ditemukan. Jika tidak diberi penguatan sejak sekarang, para anak dan remaja yang bakal menjadi calon ibu ketika memiliki anak bakal rentan terpapar stunting.

Masa rawan paparan stunting itu mulai dari anak, remaja, calon pengantin, ibu hamil hingga melahirkan sampai anak tersebut berusia dua tahun. Artinya sebelum anak berusia dua tahun harus betul-betul dijaga kualitas kehidupannya. Bukan soal mahalnya asupan makanan yang dikonsumsi, tetapi mereka mesti paham isi dan kandungan makanan yang mereka konsumsi.

Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kabupaten Ketapang, Albertin Tri Kurniasih mengatakan dalam penanganan stunting perlu kerjasama lintas sektor.

Asih juga menyinggung soal laporan aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Hamil (ELSIMIL) yang belum terisi. Ia pun meminta teman-teman TPK untuk menyampaikan kendalanya, sehingga penginputan ELSIMIL bisa berjalan lancar. 

“Kalau dalam kota saya rasa teman-teman TPK sudah mendapat sosialisasinya. Terkecuali TPK di daerah terpencil, ini masih belum mendapat sosialisasi karena akses kecamatan masih sulit dijangkau,” ujarnya.

Asih berpesan pada para peserta untuk menyimak betul-betul materi dari pemateri. Dengan pemahaman tersebut, teman-teman TPK nanti bisa semakin nyaman menyampaikan materi pada keluarga yang ada di tataran masyarakat.

Kegiatan penguatan koordinasi pendampingan ibu hamil dan ibu pasca persalinan dalam rangka penurunan stunting di Ketapang diikuti 25 peserta terdiri dari 18 orang dari enam tim TPK, 3 orang PKB dan 4 orang perwakilan dari OPD KB Ketapang.

Share:
Komentar

Berita Terkini