Kejanggalan di Balik Kematian Kades Karya Mukti, Polisi Gelar Pra Rekontruksi

Editor: Agustiandi author photo

Salah satu adegan yang diperagakan saat pra rekontruksi kasus kematian Kades Karya Mukti, di sebuah perumahan di Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, Kamis (5/12/2024) sore. (ist) 
Ketapang (Suara Ketapang) - Kematian Kepala Desa Karya Mukti, Andri Yansyah (34), menyisakan banyak tanda tanya. Keluarga dan warga mencurigai bahwa Andri tak sekadar meninggal secara alami. Ada sesuatu yang ganjil, sebuah dugaan pembunuhan yang tak bisa diabaikan begitu saja. 

Untuk mengungkap misteri ini, polisi akhirnya menggelar pra rekontruksi di sebuah perumahan di Kelurahan Mulia Kerta, Kecamatan Benua Kayong, Kabupaten Ketapang, pada Kamis sore, 5 Desember 2024 lalu. 

Saat itu, hujan turun dengan deras, menciptakan suasana yang tak biasa di sekitar rumah yang diyakini sebagai tempat terakhir Andri. Warga yang penasaran berdatangan, memadati sekeliling rumah untuk menyaksikan setiap detil yang diperagakan dalam pra rekontruksi ini. 

Di tengah hujan, adegan demi adegan berlangsung, dengan beberapa orang mengenakan kertas bertuliskan "SAKSI" yang digantungkan di leher mereka. Sementara itu, satu orang lainnya terlihat mengenakan tulisan “TERSANGKA,” menambah ketegangan suasana.

Di bawah pengawalan ketat polisi dari Polres Ketapang, pra rekontruksi ini berlangsung dengan penuh perhatian. Kasat Reskrim Polres Ketapang tampak memimpin langsung jalannya kegiatan ini. Ini dilakukan untuk memberi gambaran lebih jelas mengenai kejadian yang menimpa Andri Yansyah.

Namun, meski pra rekonstruksi telah selesai, tanda tanya tetap menggantung. Tiga hari setelah peragaan itu, pihak kepolisian belum juga memberikan keterangan resmi mengenai perkembangan hasil penyelidikan.

Sebelumnya, Kapolres Ketapang AKBP Setiadi menyampaikan bahwa proses penyelidikan masih terus dilakukan. 

"Masih menunggu hasil otopsi dari dokter forensik, ada beberapa organ yang harus di kirim ke Labfor Jakarta, sehingga perlu waktu," ungkap Kapolres saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (3/12/2024). 

Heri Yunanda (42), abang kandung Andri, merasa ada kejanggalan dalam penemuan jenazah adiknya.

“Jika benar gantung diri, seharusnya bekas jeratan ada di bagian atas leher, bukan di tengah seperti yang ditemukan,” kata Heri dengan penuh keraguan beberapa waktu lalu. 

Baca juga : Keluarga Curiga Kepala Desa Karya Mukti Dibunuh, Polisi Investigasi Penyebab Kematian

Ia juga mencurigai bahwa ayunan besi anak yang digunakan untuk gantung diri tidak sesuai dengan tinggi tubuh adiknya. 

Heri menilai sikap istri korban sangat tidak biasa. Dalam situasi seperti itu, istri akan panik dan meminta bantuan tetangga. 

"Tapi dia justru menurunkan suaminya sendiri dan membawanya ke kamar," lanjut Heri.

Selama ini, menurut Heri, Andri dikenal sebagai sosok yang kuat dan tidak pernah menunjukkan tanda-tanda masalah, baik di desa maupun dalam keluarga. 

"Dia bukan tipe orang yang akan memilih bunuh diri. Jika ada masalah, dia pasti akan menyelesaikannya," tegas Heri.

Dengan bukti-bukti dan kecurigaan yang terus berkembang, keluarga korban berharap polisi segera mengungkap kebenaran di balik kematian yang penuh tanda tanya tersebut. (Ndi) 

Share:
Komentar

Berita Terkini