Marham, Nelayan yang Masih Hilang di Laut Ketapang: Terpisah dari Rekan, Terombang-ambing Tanpa Harapan

Editor: Agustiandi author photo

Dua orang rekan Marham, saat ditemukan Tim SAR Gabungan di tengah laut Ketapang, Rabu (11/12/2024). (ist) 
Ketapang (Suara Ketapang) – Gelombang besar menggulung perahu lepeh yang dinaiki Marham, pemuda 24 tahun dan dua rekannya, Usdianda (23) dan Suriansyah (39), di Perairan Muara Ketapang pada Selasa (10/12/2024). 

Sesaat setelah perahu mereka ditelan ombak, ketiga orang pencari renjong itu pun terpisah dengan wajah penuh kepanikan. Ombak besar seakan menenggelamkan harapan Marham untuk kembali ke daratan.

Dini hari itu, Marham dan dua rekannya berangkat dengan semangat, berlayar di tengah laut, berharap tangkapan renjong melimpah. Mereka berencana kembali sebelum pukul 12 siang. Namun, takdir berkata lain. Ombak tinggi menghantam perahu mereka, memecah harapan dan memisahkan mereka dalam sekejap. 

Usdianda dan Suriansyah berhasil bertahan hidup, meski dalam kondisi terluka dan lemah. Namun, Marham belakangan diketahui tidak bisa berenang. Terjebak di tengah laut, terombang-ambing sendirian, tanpa arah.

Hilang komunikasi, keluarga mulai cemas. Mereka mencoba menghubungi Marham, namun ponsel yang terendam air tak lagi dapat diandalkan. Panik dan khawatir, keluarga pun melaporkan kehilangan itu kepada pihak berwenang.

Tim SAR gabungan segera turun ke lokasi meski kondisi laut sedang buruk. Pencarian dilakukan dalam ketegangan, menghadapi gelombang yang tak menentu.

Hari berganti dan pencarian terus dilanjutkan. Saat matahari sudah tinggi pada Rabu (11/12), Usdianda dan Suriansyah ditemukan mengapung di tengah laut dalam keadaan selamat. Keduanya tak bisa berkata banyak, selain tentang bagaimana mereka terpisah dari Marham setelah perahu karam. 

"Marham terpisah. Dia tidak bisa berenang," begitu kata Ayub, Koordinator Pos SAR Ketapang menirukan kata-kata Usdianda dan Suriansyah sesaat setelah keduanya berhasil ditemukan. 

Namun hingga kini, Marham masih belum ditemukan. Di tengah kesunyian laut yang luas, dia terjebak dalam ketidakpastian. Tubuhnya mungkin terseret jauh, tak dapat menahan amukan ombak. 

Pencarian terus dilakukan, namun setiap detik berlalu, harapan semakin tipis. Marham, yang hanya bisa bergantung pada takdir, kini menjadi sosok yang terperangkap di antara hidup dan mati, berjuang dengan segala daya tanpa bisa berbuat banyak.

Tim SAR tak henti-hentinya mencari, berdoa agar cuaca mendukung mereka. 

"Kami akan terus mencari Marham. Hingga dia ditemukan," ujar Koordinator SAR Ketapang, Ayub, dengan penuh tekad.

Namun bagi Marham, di tengah luasnya laut yang tak mengenal ampun, perjalanannya kini lebih dari sekadar bertahan. Ini adalah perjuangan hidup yang belum selesai. (Ndi) 

Share:
Komentar

Berita Terkini