Kucing-Kucingan antara Pekerja Tambang Emas Ilegal dan Polisi di Ketapang

Editor: Agustiandi author photo

Polisi memasang spanduk larangan aktivitas PETI di lokasi tambang ilegal di Kilometer 21, Jalan Pelang - Tumbang Titi, Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Ketapang, Jumat (24/1/2025). (ist) 
Ketapang (Suara Ketapang) - Aktivitas penambangan emas ilegal di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, masih terus berlanjut meski upaya pencegahan kerap dilakukan oleh pihak kepolisian. 

Pada Jumat siang, (24/1) tim gabungan Polres Ketapang dan Polsek Matan Hilir Selatan kembali mendatangi lokasi tambang ilegal di Kilometer 21, Jalan Pelang - Tumbang Titi, Desa Sungai Pelang, Kecamatan Matan Hilir Selatan, untuk mengecek dan memberi himbauan kepada para pekerja.

Namun, kedatangan petugas ternyata sudah terendus oleh para pekerja. Tim yang berusaha masuk ke dalam lokasi tambang harus melewati sebuah kompleks warung di tepi jalan, tempat di mana beberapa pekerja kerap mengintai kedatangan polisi. 

Begitu tim gabungan tiba, mereka hanya mendapati pondok-pondok yang sudah kosong, tanda bahwa para pekerja sudah melarikan diri lebih dulu.

Situasi ini menggambarkan betapa kucing-kucingan antara pekerja tambang ilegal dan aparat kepolisian terus berlangsung. 

Meskipun petugas telah memasang spanduk dengan ancaman hukuman bagi para pelaku, para pekerja tetap berusaha menghindari deteksi. Bahkan, mereka tampaknya sudah mengetahui betul pola patroli yang dilakukan oleh petugas.

Kapolres Ketapang AKBP Setiadi, melalui Kapolsek Matan Hilir Selatan AKP Helwani, mengungkapkan bahwa pihaknya tidak tinggal diam. 

"Kami terus berupaya melakukan pencegahan melalui sosialisasi dan penindakan. Meskipun kami tahu mereka sering menghindar, kami akan terus memantau dan mengambil langkah hukum terhadap penambang ilegal," ujar AKP Helwani.

Selain melakukan sosialisasi kepada masyarakat, Polres Ketapang juga melakukan penindakan tegas dengan menyita alat-alat tambang yang digunakan secara ilegal. 

Polisi berharap dengan melibatkan kepala desa dan tokoh masyarakat setempat, bisa tercipta kesadaran kolektif untuk menghentikan kegiatan yang merusak lingkungan ini.

Namun, meskipun upaya hukum dan sosialisasi terus digencarkan, para pekerja tambang tampaknya tetap tak gentar, bahkan sudah lebih dulu melarikan diri saat polisi datang. 

Begitu, pertempuran antara aparat dan pekerja tambang ilegal pun terus berlanjut, seperti permainan kucing-kucingan yang tak berujung. (Ndi)

Share:
Komentar

Berita Terkini