![]() |
Aktivitas truk TBS milik PT SKM di jalan poros Tanjung Pura–Sungai Awan Kiri menuai keluhan warga karena melintas di ruas yang tengah diperbaiki, Sabtu (6/9/2025). (ist) |
Menurut warga, truk perusahaan kerap membawa muatan di atas delapan ton dan melintas hampir setiap hari. Kondisi itu dikhawatirkan dapat mempercepat kerusakan jalan yang berdiri di atas tanah gambut.
“Seharusnya perusahaan punya akses jalan kebun sendiri, bukan menggunakan jalan pemda. Kalau dibiarkan, jalan yang baru dibangun bisa cepat rusak,” ujar Eman, warga Desa Tanjung Pura, kepada wartawan, Sabtu (6/9/2025).
Masyarakat berharap pemerintah daerah maupun aparat penegak hukum ikut memastikan perbaikan jalan tidak terganggu oleh aktivitas kendaraan berat.
“Kami berharap ada langkah nyata agar jalan ini bisa bertahan lama setelah diperbaiki,” katanya.
Menanggapi hal tersebut, Direktur PT SKM, Kunardi, mengatakan pihaknya telah mengambil sejumlah langkah untuk mengurangi dampak aktivitas angkutan.
Ia menyebut perusahaan sudah menginstruksikan tim lapangan agar mengurangi muatan truk, sekaligus melakukan perbaikan fungsional pada beberapa titik jalan.
![]() |
Alat berat milik PT SKM saat memperbaiki jalan tanah di jalur angkutan TBS, sebagai upaya mengurangi dampak aktivitas kendaraan perusahaan, Kamis (4/9/2025). (ist) |
Kunardi menambahkan, truk perusahaan yang melintas tidak melalui jalur yang baru dibeton, melainkan melewati jalan tanah yang masih dalam tahap pengerjaan.
“Kami sudah berkoordinasi dengan kontraktor. Untuk kelancaran, kami juga menambah jalur dengan pengerasan tanah merah,” jelasnya.
Menurut dia, SKM secara berkala menimbun ruas jalan dengan tanah kuning serta menambah pengerasan menggunakan tanah merah.
“Upaya ini kami lakukan agar akses tetap terjaga, baik untuk warga maupun angkutan perusahaan,” ujar Kunardi. (Ndi)