Bendera Setengah Tiang di Halaman Kantor Bupati Ketapang

Editor: Agustiandi author photo

Upacara peringatan hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat di halaman kantor bupati Ketapang, Rabu (28/6/2023). (Ist).
Ketapang (Suara Ketapang) - Pemerintah Kabupaten Ketapang mengibarkan bendera setengah tiang saat upacara peringatan hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat, pada Rabu (28/6/2023).

Peringatan ini dilakukan untuk mengenang peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendikiawan dan para pejuang pada tanggal 28 Rokugatsu 2604 atau tanggal 28 Juni 1944.

Dari pemberitaan yang dimuat dalam surat kabar Jepang Borneo Shinbun hari Sabtu tanggal 1 Sigatsu 2604 atau tanggal 1 Juli 1944, disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 Makam Juang Mandor, yang sekarang terdapat di Kecamatan Mandor, Kabupaten Landak.

Pada tahun 2007, Pemprov Kalbar mengeluarkan Perda Nomor 5 tentang Peristiwa Mandor yaitu menjadikan tanggal 28 Juni sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalimantan Barat dan Makam Juang Mandor menjadi Monumen Daerah.

Wakil Bupati Ketapang Farhan menyampaikan terima kasih dan mangku bangga, kepada peserta upacara yang hadir, pasalnya banyak dari kalangan anak muda.

"Saya berharap anak-anak muda untuk tetap menghormati dan menghargai para pejuang terdahulu, atas kekejaman Jepang khususnya kepada pejuang masyarakat Kalimantan Barat", ujar Farhan.

Farhan berharap, anak-anak muda Kalimantan Barat khususnya di Ketapang untuk dapat memaknai nilai semangat tersebut serta mengimplementasikan dalam berkarya membangun daerah secara keseluruhan untuk Negara Republik Indonesia.

Farhan menilai, kebersamaan pejuang terdahulu juga penting untuk dipetik. Kemajemukan perbedaan menjadi kekuatan besar dengan saling mencintai, menghargai, menghormati satu sama lain.

“Saat berjuang dulu tahun 1942 sampai dengan 1944 tidak mengenal perbedaan, semua adalah anak bangsa Indonesia, anak Kalimantan Barat untuk berjuang membebaskan diri dari penjajahan Jepang maupun Belanda," terangnya.

Menurutnya, perbedaan itu menjadi sebuah kekuatan besar dan saling mencintai satu dengan yang lain, menghargai satu dengan yang lain, menghormati satu dengan yang lain.

"Kita adalah satu yaitu anak Kalimantan Barat dan anak Bangsa Negara Kesatuan Republik Indonesia,” pungkasnya.

Share:
Komentar

Berita Terkini