Foto bersama usai penutup kursus bola voli yang diselenggarakan PBVSI Kabupaten Ketapang di Hotel Grand Zuri, Senin (2/12/2024) malam. (Suarakalbar.co.id/Agustiandi) |
Ketua PBVSI Ketapang, Uti Royden Top menyampaikan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi pelatih voli di Ketapang agar dapat melahirkan atlet berprestasi, khususnya dalam persiapan menuju Pekan Olahraga Nasional (PON) 2028 di NTT dan NTB.
Ia mengatakan, meskipun pelatihan dipersingkat, peserta menunjukkan semangat dan komitmen tinggi dalam mengikuti seluruh materi.
“Mereka sangat serius mengikuti pelatihan ini. Kami berharap ke depan, pelatih yang memiliki lisensi daerah dan berprestasi akan kami kirim untuk mengikuti pelatihan lisensi nasional,” ujarnya usai acara penutupan kursus bola voli indoor di Hotel Grand Zuri Ketapang, Senin (2/12/2024) malam.
Ia menambahkan, pada 2023, PBVSI Ketapang telah memberangkatkan tujuh pelatih untuk mendapatkan lisensi nasional, dengan lima di antaranya untuk voli indoor dan dua untuk voli pantai.
"Pelatihan ini dipusatkan di Hotel Patra, sementara sesi praktek digelar di lapangan voli Bhayangkara," tambahnya.
Ketua Harian PBVSI Kalimantan Barat Jefrizal menyebutkan bahwa para peserta memiliki dasar yang kuat dalam voli.
“Mereka sudah punya basic, jadi materi kami terima dengan cepat, termasuk etika pelatih dan peraturan pertandingan,” jelas Jefrizal yang juga merupakan instruktur.
Jefrizal menekankan, Kabupaten Ketapang dikenal sebagai gudangnya pemain voli, terus menunjukkan kemajuan pesat dalam pembinaan olahraga voli. Dengan memiliki 100 wasit dan 51 pelatih bersertifikat, Ketapang kini menjadi kabupaten yang paling maju dalam bidang voli di Kalimantan Barat. Bahkan, PBVSI Ketapang mencatatkan jumlah wasit bersertifikat terbanyak di Kalimantan Barat, jauh mengungguli kabupaten/kota lainnya.
Namun, lanjut Jefrizal, tantangan terbesar bagi Ketapang dan Kalimantan Barat secara umum adalah postur tubuh atlet yang belum memenuhi standar nasional. Di tingkat nasional, atlet voli yang berpotensi harus memiliki tinggi badan minimal 187 cm untuk kategori SMA.
Meskipun demikian, ia yakin PBVSI Ketapang tetap optimistis bahwa dengan pembinaan yang konsisten, dalam empat hingga lima tahun ke depan, prestasi voli Ketapang akan semakin bersinar.
Menurutnya, dengan semangat yang tinggi, bukan tidak mungkin Ketapang akan siap melangkah menuju PON 2028 hingga mampu mencetak lebih banyak atlet dan pelatih voli berkualitas untuk membawa nama daerah ke kancah nasional.
"Ketapang sudah punya 100 wasit dan 51 pelatih, Mudah-mudahan akan lahir atlet dan pelatih menuju PON di NTT dan NTB tahun 2028 mendatang," harapnya.
Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ketapang, Luhur Faraytodi menyatakan, mendukung penuh kegiatan pelatihan ini.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan kualitas SDM olahraga voli di Ketapang, dan salah satunya melalui pelatihan ini,” ujar Todi sapaan akrabnya usai menutup kegiatan tersebut.
Todi menambahkan, Dinas Pemuda dan Olahraga telah membangun lebih dari 20 lapangan voli di berbagai desa sejak dua tahun terakhir ini. Lengkap dengan fasilitas tribun permanen yang anggarannya berasal dari Pemerintah Daerah Ketapang.
“Investasi dalam pengembangan SDM dan fasilitas sangat penting untuk masa depan olahraga voli di Ketapang. Kami yakin, dalam beberapa tahun ke depan, Ketapang akan menjadi lumbung atlet voli berprestasi,” ujarnya. (Ndi)