S. Hadi, S.ST |
Oleh : S. Hadi, S.ST
Ketapang (Suara
Ketapang) - Tak dapat disangkal, bahwa para ahli mempunyai beragam definisi
tentang pembangunan, namun ketika berbicara substansi, maka semua sepakat bahwa
pembangungan adalah suatu proses yang dilakukan demi dan untuk suatu perubahan,
tentu perubahan yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang lebih baik, ke arah
yang memiliki urgensi tinggi bagi kehidupan orang banyak, bukan yang hanya baik
untuk kepentingan pribadi atau ’golongan’ dalam artian sempit.
Definisi penulis di atas merujuk pada pendapat para ahli, diantaranya Riyadi
dan Deddy Supriyadi Bratakusumah (2005), dalam bukunya Perencanaan Pembangunan,
Strategi Menggali Potensi Dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, mengatakan: ”
pembangunan adalah proses untuk melakukan perubahan.1
Selain berdasarkan pendapat di atas, penulis juga menjadikan pendapat Siagian
(1994) sebagai acuan, yang menurutnya: “Pembangunan adalah sebagai suatu
perubahan, mewujudkan suatu kondisi kehidupan bernegara dan bermasyarakat yang
lebih baik dari kondisi sekarang, sedangkan pembangunan sebagai suatu
pertumbuhan menunjukkan kemampuan suatu kelompok untuk terus berkembang, baik
secara kualitatif maupun kuantitatif.”2
Definisi pembangunan juga penulis padukan dengan arti pembangunan
menurut Ginanjar Kartasasmita (1995), yang
mengatakan, ”Pembangunan adalah suatu
proses perubahan ke arah yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara
terencana”.3
Sedangkan makna dari pembangunan, penulis rujuk dari pendapat Dr. Drajat Tri Kartnono dan Prof. Dr. Hanif Nurcholis, M. Si, dalam bukunya
berjudul Konsep dan Teori Pembangunan, yang mengatakan: ”Makna dari pembangunan
adalah suatu proses perencanaan (social
plan) yang dilakukan oleh birokrat perencanaan pembangunan untuk membuat
perubahan sebagai proses peningkatan kesejahteraan bagi masyarakat.
Konseptualisasi pembangunan merupakan proses perbaikan yang berkesinambungan
pada suatu masyarakat menuju kehidupan yang lebih baik atau lebih sejahtera.”4
Dari definisi dan makna pembangunan menurut penulis, berdasar pada pendapat
para ahli di atas, didapat hipotesa bahwa pembangunan dilakukan untuk satu
tujuan utama yaitu perubahan ke arah
yang lebih baik dari kondisi sebelumnya. Dari pembangunan akan tercipta
pertumbuhan dan peningkatan dibanyak sektor, baik di sektor ekonomi, sektor industri
maupun di sektor budaya dan lain sebagainya, yang pada akhirnya akan mewujudkan
cita-cita bersama yaitu kemajuan dan kesejahteraan.
Sehubungan dengan pemaparan di atas, penulis menyampaikan bahwa Pemerintah
Kabupaten Ketapang di bawah kepemimpinan Bupati Ketapang Periode 2016-2021,
Martin Rantan, SH.,M.Sos dan Drs. H. Suprapto S telah melakukan berbagai upaya
yang linier dengan definisi dan teori tersebut di atas, sebagai penunjang
terimplementasinya visi dan misi yang telah dicanangkan sebelumnya.
Banyak pembangunan telah diwujudkan oleh Pemerintah Daerah di bawah
’komando’ Martin Rantan, SH.,M.Sos dan Drs. H. Suprapto S. Klaim ini bisa
dibuktikan secara empiris dan faktual. Pembacapun bisa mengkroscek langsung pembangunan apa saja yang telah diwujudkan.
Misalnya berkaitan dengan pembangunan insfrastruktur, khususnya jalan, baik
jalan-jalan di perkotaan maupun jalan-jalan di luar lingkungan perkotaan.
Kenapa jalan menjadi prioritas? Karena dengan kondisi jalan yang baiklah,
akses barang dan orang menjadi mudah, yang akan berdampak pada meningkatnya perekonomian yang ujungnya adalah
kesejahteraan masyarakat.5
Bersama Martin Rantan, SH.,M.Sos dan Drs. H. Suprapto S, daerah-daerah di
pedasaan, saat ini tak luput dari pembangunan, sebagai contoh, baru-baru ini
Bupati Ketapang Martin Rantan, SH.,M.Sos telah melaunching Desa Bersinar
(terkait dengan penerangan desa) dan Desa Fokus (terkait dengan infrastruktur
jalan) di beberapa desa yang ada di Kecamatan Simpang Hulu dan Manis Mata Kabupaten
Ketapang pada bulan September dan Oktober 2019.6
Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang
telah menuju ke arah pemerataan pembangunan, Pembangunan tidak hanya
terfokus di perkotaan saja. Kita semua tahu, bahwa tujuan dari pembangunan di
desa-desa tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah demi kesejahteraan yang
menyeluruh. Pembangungan akses jalan dan pembangunan akses penerangan yang
selama ini menjadi impian masyarakat pedesaan, sekarang ini sudah banyak yang
menjadi kenyataan.
Tandem Bupati Ketapang Martin Rantan, S.Sos.,M.Si dan Wakil Bupati Ketapang
Drs. H. Suprapto, menunjukkan
kinerja yang positif. Dilansir dari Suara Ketapang, pada pada Kamis, 13
Pebruari 2020, diunggah pada Selasa, tanggal 17 Maret 2020, pukul 17:16 WIB, berdasarkan
keputusan Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
Kementerian Desa PDTT Nomor 201 Tahun 2019, telah ditetapkan 12 desa mandiri di
Kabupaten Ketapang. Dimana pada kondisi sebelumnya, yaitu di tahun 2018 belum
terdapat satupun desa mandiri di daerah...7
Kaitannya dengan pembangunan SDM (Sumber Daya Manusia), yang ekuivalen
dengan Visi dan Misi Bupati Ketapang
Point ke 5, ”Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.”, Pemerintah
Kabupaten Ketapang tidak main-main. Beberapa waktu yang lalu, Pemerintah Daerah
Kabupaten Ketapang telah menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Institusi Pendidikan
(Universitas) lokal mapun nasional. Kabupaten Ketapang kini punya MoU atau nota
kesepahaman dengan Universitas Tanjung Pura Pontianak, Universitas Muhammadiyah
Pontianak dan juga dengan Universitas Indonesia (UI) Jakarta. 8-9.
Berkaitan dengan Budaya, fakta menunjukkan, Pemerintah Kabupaten Ketapang sangat
peduli. Sebagai manivestasi dari kecintaannya pada budaya, Pemerintah Daerah
Kabupaten Ketapang selalu mendorong
tumbuh kembangnya keharmonisan budaya antar etnis yang ada di Kabupaten Ketapang.
Konkritnya, sekarang ini, rumah adat jawa dan rumah adat dayak telah berdiri
tegak. Tak sampai di situ saja, kini festival-festival budaya multi etnis senantiasa
terselenggara. Kedepannya, tentu kita
semua berharap, dibangun juga rumah-rumah adat yang lainnya.
Kita juga patut berbangga, walaupun Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang
memberi ’tempat” pada eksistensi tradisi, namun tak lantas lupa dengan tumbuh dan
berkembangnya kreatifitas generasi milineal. Sebagai buktinya, beberapa bulan
yang lalu Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang melalui Dinas Pariwisata, Dinas
Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ketapang menyelenggarakan Festival musik
Milineal, dengan tema : ”Bersatu Kita Maju.” 10.
Sekali lagi penulis sampaikan, bahwa upaya-upaya yang telah dilakukan
pemerintah saat ini malalaui pembangunan-pembangunan di berbagai sektor,
memiliki tujuan utama, yaitu tujuan kemajuan untuk kesejahteraan masyarakat.
Namun Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang tidak akan dapat berbuat banyak
tanpa bantuan semua pihak. Untuk itu, peran serta masyarakat Kabupaten Ketapang
sangat diharapkan. Melalui tulisan ini, penulis mengajak, mari kita ciptakan
’ekosistem’ Kabupaten Ketapang yang baik, Kabupaten Ketapang yang kondusif, mari
kita bersinergi, mari wujudkan keharmonisan, mari kita bersama, mari bahu-membahu,
sesuai dengan tupoksi, sesuai dengan profesi dan keahlian yang kita miliki
masing-masing, demi dan untuk Kabupaten Ketapang.
Bisa disebut sebagai pemerintahan yang baik (Good Governance) itu manakala telah terjadi ’simbiosis’ yang baik
pada : G to G (Govermant to Govermant)
yaitu hubungan antara sesama pemerintah dari pusat hingga daerah; G to B
(Govermant to Bussiness) yaitu hubungan yang baik antara pemerintah dengan
dunia usaha; G to S (Govermant to Society)
yaitu hubungan antara pemerintah dengan masyarakat; dan tidak lupa S to S (Society to Society) yaitu hubungan yang
harmonis antar sesama masyarakat.
Pada akhirnya, kita harus sama-sama sepakat bahwa dengan bersama kita akan kuat,
dengan bersama kita pasti bisa, dengan bersama kita akan kuasa menuju
masyarakat Kabupaten Ketapang yang maju dan sejahtera. (SH)
Panulis adalah Alumni STMM Yogyakarta, Jurusan Broadcast, Prodi Produksi Media, Tahun 2015. Saat ini bekerja
sebagai Staf Pengadministrasi Analisis Media dan Hubungan
Media Massa Bagian Humas dan Protokol Pemerintah Daerah Kabupaten Ketapang.
Referensi :
1.
Bratakusumah,
Deddy Supriyadi dan Riyadi, Perencanaan Pembangunan Daerah. Strategi Menggali
Potensi dalam Mewujudkan Otonomi Daerah, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2005);
2.
(Siagian, Sondang P, 1994,
Administrasi Pembangunan, Gedung Agung, Jakarta.Sijunjung Dalam Angka, 2015);
3.
(Kartasasmita, Ginanjar, 1995, Pembangunan Menuju Bangsa Yang Maju dan
Mandiri: Sebuah Tinjaun Mengenai Berbagai Paradigma, Problematika dan Peran
Birokrasi Dalam Pembangunan. Pidato
Penganugrahan Gelar Doctor Honoris Kausa dalam Ilmu Administrasi pembangunan
dari Universitas Gadjah Mada, Yokjakarta.);
4.
IPEM4542/MODUL 1;
6.
Majalah Potret Humpro Ketapang edisi V hal 12 dan edisi VI hal. 07;
10.
Majalah Potret Humpro Ketapang edisi
VI, hal. 34.