Bocah di Air Upas yang Tenggelam Ditemukan Meninggal Dunia

Editor: Agustiandi author photo

Tim SAR gabungan saat mengevakuasi bocah tenggelam di bantaran sungai Jembatan Jujah Air Upas Kabupaten Ketapang, (Foto : Istimewa) 
Air Upas (Suara Ketapang) - Seorang bocah berusia 14 tahun yang dilaporkan tenggelam di sungai Desa Air Upas, Kecamatan Air Upas, Kabupaten Ketapang ditemukan tim SAR dalam keadaan meninggal dunia, Senin (22/6/2020).

Kepala Kantor Pencarian Dan Pertolongan Pontianak Yopi Haryadi mengatakan, korban ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB. Korban ditemukan setalah dua hari pencarian.

Baca Juga : Tingkat Kesembuhan Meningkat di Ketapang, Ini Kata Dokter yang Menangani Covid-19

"Pencarian di hari kedua ini telah dilakukan penyisiran seluas 1 nautical mile (1.852 m) dan penyelaman di sekitar lokasi dengan menggunakan satu perahu karet bermesin," ujarnya.

Pencarian dilakukan oleh tim SAR gabungan yang terdiri dari tim Pos SAR ketapang, BPBD Ketapang, Polsek, Koramil, staf Kecamatan, staf Desa Air upas, PT Ayu Sawit Lestari, keluarga korban dan masyarakat.

"Korban meninggal karena tenggelam, korban ditemukan oleh penyelam sekitar 10 meter dari lokasi tenggelam," sebutnya.

Setalah ditentukan, tim gabungan segera melakukan mengevakuasi dan korban di serahkan ke pihak keluarganya.

Sebelumnya, seorang anak laki-laki berusia 14 tahun pelajar kelas 2 SMP di Kebanteng Estate, beralamat di Pakujuang Mill, Dusun Petuakan, Desa Air Upas, Kecamatan Air upas, Kabupaten Ketapang diketahui tenggelam terbawa arus deras di Sungai Jembatan Jujah, Minggu (21/06) sekitar pukul 12.30 WIB.

Baca Juga : Memasyarakatkan Makan Ikan di Kabupaten Ketapang

Kapolsek Marau Iptu Angga P.A. Nainggolan melalui Babinkamtibmas Desa Air Upas, Brigpol Sardi yang turut dalam pencarian bersama warga di sekitar tempat kejadian menyebutkan bahwa peristiwa tenggelamnya korban bermula dari niat korban bersama kedua rekannya bernama Davara Verza Azari dan Fika Tegar mandi usai memancing di sungai tersebut.

Pada saat mandi kurang lebih pukul 12.00 Wib, satu diantara warga Petuakan yang bernama Nuyam yang tinggal di dekat kejadian sempat melarang anak-anak tersebut untuk tidak mandi di sungai.

"Namun sangat disayangkan mereka tidak menghiraukan larangan tersebut," ujar Brigpol Sardi.

Tak lama kemudian korban menyusul kedua temannya mandi dengan cara melompat dari atas jembatan Jujah dengan ketinggian kurang lebih 4 meter dari permukaan air.

Akibat arus cukup deras, korban tidak mampu berenang dan terus terseret arus sungai. Korban pun sempat berteriak minta tolong temannya.

Baca Juga : 28 Orang Pasien Covid-19 di Katapang Sembuh

Mendengar teriakan korban meminta tolong, temannya yang bernama Davara berusaha meminta bantuan warga setempat, namun belum sempat meminta bantuan, korban sudah tenggelam dan tidak muncul kepermukaan air.

Brigpol Sardi menjelaskan bahwa pencarian sempat dilakukan oleh anggota Kepolisian Sektor Marau bersama warga disekitar kejadian hingga malam hari namun korban belum berhasil ditemukan.

"Mengingat air sungai semakin pasang karena hujan dan gelap, pencarian di lanjutkan keesokan harinya sambil menunggu tim SAR dari Kabupaten Ketapang," pungkasnya.

Dari peristiwa tersebut, para orang tua diimbau untuk selalu mengawasi aktivitas anak-anak disekitaran sungai. (Ndi)

Share:
Komentar

Berita Terkini