Kapolsek Nanga Tayap AKP Adi Sudirman mengungkapkan, pada saat kejadian, korban bersama tiga orang temannya tengah menikmati alam di kawasan wisata tersebut.
Mereka, lanjut Adi, dari kota Ketapang menggunakan sepeda motor menuju lokasi. Keempat sekawan itu merupakan siswa salah satu sekolah di kota Ketapang.
"Sekitar pukul 12.18 WIB, korban bersama rekannya (saksi) tiba di tempat wisata air terjun Batu Hitam dan kemudian beristirahat," ujar Adi saat dikonfirmasi, Minggu (8/9/2024).
Adi menjelaskan, setelah itu, dua temannya berendam di sungai dangkal karena tidak tahu berenang. Satu orangnya lagi memilih naik ke atas untuk berfoto. Sementara korban memutuskan berenang di sungai dengan kedalaman tiga meter. Korban diketahui bisa berenang.
"Ketiga saksi melihat korban menggapaikan tangannya dalam keadaan timbul dan tenggelam, namun mengabaikan perilaku korban karena beranggapan korban sedang bercanda," papar Adi.
Selang beberapa saat kemudian, lanjut Adi, teman-teman korban tak lagi melihat korban dipermukaan air. Satu orang temannya yang bisa berenang kemudian bergegas turun menyelam guna mencari keberadaan korban, namun tidak membuahkan hasil. Sedangkan satu orang temannya langsung turun guna meminta pertolongan warga sekitar.
"Dia (teman korban) kembali menyelam di tengah aliran air di bagian yang paling dalam dan menemukan korban dalam keadaan telungkup di dasar air, korban kemudian berhasil diangkat ke permukaan," jelas Adi.
Adi berujar, teman korban sempat memberikan bantuan pernapasan dengan cara menekan dada korban menggunakan kedua belah telapak tangannya. Namun tidak ada reaksi apapun. Bersama warga sekitar, korban lalu dievakuasi ke klinik milik perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tak begitu jauh dari lokasi tersebut.
"Menurut keterangan tim kesehatan Klinik PT LSM BGA Group Wilayah 8A, tidak ada memar maupun tanda kekerasan pada tubuh korban, lalu korban dievakuasi ke rumah duka di Ketapang pada pukul 15.53 WIB dengan Ambulan Desa Simpang Tiga Sembelangaan," ucapnya. (Ndi)