Jual Jasa Seksual Anak 15 Tahun, 2 Pemuda di Ketapang Diciduk Polisi

Editor: Agustiandi author photo

HE (26) dan RA (17) saat diamankan di Mapolres Ketapang, pada Kamis (6/2/2025) dini hari. (ist) 
Ketapang (Suara Ketapang) - HE (26) dan RA (17) duduk lesu di ruang tahanan Mapolres Ketapang. Wajah mereka tampak murung. Keduanya baru saja diciduk polisi di sebuah penginapan yang berada Jalan Mayjen Sutoyo, Kelurahan Sukaharja, Kamis (6/2/2025) dini hari. 

Mereka diciduk atas kasus dugaan tindak pidana perdagangan orang (TPPO) yang melibatkan eksploitasi anak di bawah umur. Keduanya diduga menjual jasa seksual seorang anak perempuan berusia 15 tahun, yang disediakan sebagai pekerja seks komersial (PSK).

Kapolres Ketapang, AKBP Setiadi melalui Kasat Reskrim, AKP Ryan Eka Cahya, menjelaskan bahwa pengungkapan kasus ini berawal dari maraknya informasi prostitusi yang melibatkan anak di bawah umur. 

“Kapolres memerintahkan kami untuk menindaklanjuti informasi tersebut. Setelah melakukan penyelidikan, kami berhasil mengamankan kedua pelaku dan seorang korban,” ujar AKP Ryan dalam keterangan resminya, Kamis (6/2/2025) sore. 

Korban, yang disamarkan namanya sebagai “Bunga”, berhasil diselamatkan dari penginapan tersebut. Selain itu, petugas juga menyita sejumlah barang bukti, termasuk tiga unit handphone dan uang tunai sebesar Rp330.000. 

Dari pengakuan sementara, kedua pelaku diketahui menawarkan korban secara langsung kepada pengunjung penginapan untuk melayani mereka di dalam kamar.

HE dan RA kini bakal menghadapi tuntutan berat. Keduanya dijerat dengan Pasal 2 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang, serta Pasal 88 Jo Pasal 76I Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.  

AKP Ryan menegaskan, pengungkapan kasus ini merupakan bukti komitmen Polres Ketapang dalam memberantas kejahatan TPPO dan segala bentuk eksploitasi anak. 

“Kami bekerja sama dengan KPPAD Kabupaten Ketapang untuk memberikan pendampingan kepada korban. Pelaku RA juga akan mendapatkan pendampingan khusus karena masih berstatus anak di bawah umur yang berkonflik dengan hukum,” jelasnya. 

Dia menambahkan bahwa upaya pemberantasan TPPO tidak hanya dilakukan melalui penindakan hukum, tetapi juga melalui peningkatan pengawasan dan edukasi berkelanjutan. 

"Kami terus melakukan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat, terutama para orang tua, untuk lebih waspada dan melindungi anak-anak dari bahaya eksploitasi,” ujarnya. (Ndi) 

Share:
Komentar

Berita Terkini